🎀Figur Shalihah Panutan Wanita Shalihah🎀
🌹Inilah dia wahai ibu...
Figur Wanita Shalihah,
Sebaik-baik cermin...
🔎Untuk kita berkaca padanya...
🌅 Figur Ke-1⃣0⃣
🌸〰🌸 Zainab bintu Rasulillah رضي الله عنها (صلى الله عليه وسلم) 🌸〰🌸
✏ (ditulis oleh : Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman Anisah bintu ‘Imran حفظها الله)
🔦Cinta tak cukup untuk menyatukan dua manusia. Tatkala jalan telah berbeda, tak kan mungkin mereka saling bersama. Namun cahaya keimanan akan mempertemukan kembali yang telah terpisahkan sekian lama.
🌺 Tersebutlah kisah tentang putri pemimpin para nabi. Terlahir dari rahim ibundanya, seorang wanita bangsawan Quraisy, Khadijah bintu Khuwailid bin Asad bin ‘Abdil ‘Uzza bin Qushay Al-Qurasyiyyah رضي الله عنها, saat ayahnya memasuki usia tiga puluh tahun. Dia bernama Zainab bintu Muhammad bin ‘Abdillah رضي الله عنها (صلى الله عليه وسلم).
🌷🌷Semasa hidup ibunya, sang putri yang menawan ini disunting oleh seorang pemuda, Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’ bin ‘Abdil ‘Uzza bin ‘Abdisy Syams bin ‘Abdi Manaf bin Qushay Al-Qurasyi namanya. Dia putra Halah bintu Khuwailid, saudari perempuan Khadijah رضي الله عنها. Ketika itu, Khadijah رضي الله عنها menghadiahkan seuntai kalung untuk pengantin putrinya. Dari pernikahan itu, lahir Umamah dan ‘Ali, dua putra-putri Abul ‘Ash.
💥 Tatkala cahaya Islam merebak, Allah سبحانه وتعالى membuka hati Zainab رضي الله عنها untuk menyambutnya. Namun, Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’ masih berada di atas agama nenek moyangnya. Dua insan di atas dua jalan yang berbeda. Orang-orang musyrik pun mendesak Abul ‘Ash untuk menceraikan Zainab, namun Abul ‘Ash dengan tegas menolak mentah-mentah permintaan mereka. Akan tetapi, Zainab رضي الله عنها masih pula tertahan untuk bertolak ke bumi hijrah.
🔥Ramadhan tahun kedua setelah hijrah, terukir peristiwa Badr. Dalam pertempuran itu, terbunuh tujuh puluh orang dari pihak musyrikin dan tertawan tujuh puluh orang dari mereka. Di antara tawanan itu ada Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’.
💎 Penduduk Makkah pun mengirim tebusan untuk membebaskan para tawanan. Terselip di antara harta tebusan itu seuntai kalung milik Zainab رضي الله عنها untuk kebebasan suaminya. Ketika melihat kalung itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم terkenang pada Khadijah رضي الله عنها yang telah tiada. Betapa terharu hati beliau mengingat putri yang dicintainya. Lalu beliau berkata pada para shahabat, “Apabila kalian bersedia membebaskan tawanan yang ditebus oleh Zainab dan mengembalikan harta tebusan yang dia berikan, lakukanlah hal itu.” Para shahabat pun menjawab, “Baiklah, wahai Rasulullah!”
🎯 Kemudian mereka lepaskan Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’ dan mengembalikan seuntai kalung Zainab yang dijadikan harta tebusan itu. Ketika itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم meminta Abul ‘Ash untuk berjanji agar membiarkan Zainab pergi meninggalkan negeri Makkah menuju Madinah. Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengutus Zaid bin Haritsah رضي الله عنه bersama salah seorang Anshar sembari berkata, “Pergilah kalian ke perkampungan Ya’juj sampai bertemu dengan Zainab, lalu bawalah dia kemari.”
💨🔥Berpisahlah Zainab رضي الله عنها di atas jalan Islam, meninggalkan suaminya yang masih berkubang dalam kesyirikan. Menjelang peristiwa Fathu Makkah, Abul ‘Ash keluar dari negeri Makkah bersama rombongan dagang membawa barang-barang dagangan milik penduduk Makkah menuju Syam. Dalam perjalanannya, rombongan itu bertemu dengan seratus tujuhpuluh orang pasukan Zaid bin Haritsah yang diutus oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم untuk menghadang rombongan dagang itu. Pasukan muslimin pun berhasil menawan mereka dan mengambil harta yang dibawa oleh rombongan musyrikin itu, namun Abul ‘Ash berhasil meloloskan diri.
⛺ Ketika gelap malam merambah, Abul ‘Ash dengan diam-diam menemui istrinya, Zainab bintu Rasulullah رضي الله عنها, untuk meminta perlindungan. Subuh tiba. Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan para shahabat berdiri menunaikan Shalat Shubuh. Saat itu, Zainab رضي الله عنها berseru dengan suara lantang, “Wahai kaum muslimin, sesungguhnya aku telah memberikan perlindungan kepada Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’!”
📣 Usai shalat, Rasulullah صلى الله عليه وسلم menghadap pada para shahabat sembari bertanya, “Kalian mendengar apa yang aku dengar?” “Ya, wahai Rasulullah.” Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata lagi, “Sesungguhnya aku tidak mengetahui apa pun sampai aku mendengar apa yang baru saja kalian dengar.”
❗❗Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم menemui putrinya dan berpesan, “Wahai putriku, muliakanlah dia, namun jangan sekali-kali dia mendekatimu karena dirimu tidak halal baginya.” Zainab رضي الله عنها menjawab, “Sesungguhnya dia datang semata untuk mencari hartanya.”
💎💍 Setelah itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengumpulkan pasukan Zaid bin Haritsah رضي الله عنه dan berkata pada mereka, “Sesungguhnya Abul ‘Ash termasuk keluarga kami sebagaimana kalian ketahui, dan kalian telah mengambil hartanya sebagai fai’ yang diberikan Allah kepada kalian. Namun aku ingin kalian berbuat kebaikan dan mengembalikan harta itu kepadanya. Akan tetapi kalau kalian enggan, maka kalian lebih berhak atas harta itu.” Para shahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, kami akan kembalikan harta itu padanya.”
🎁🎁 Seluruh harta yang dibawa Abul ‘Ash kembali ke tangannya dan tidak berkurang sedikit pun. Segera dia membawa harta itu kembali ke Makkah dan mengembalikan setiap harta titipan penduduk Makkah pada pemiliknya. Lalu dia bertanya, “Apakah masih ada di antara kalian yang belum mengambil kembali hartanya?”. Mereka menjawab, “Semoga Allah memberikan balasan yang baik padamu. Engkau benar-benar seorang yang mulia dan memenuhi janji.” Abul ‘Ash pun kemudian menegaskan, “Sesungguhnya aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya! Demi Allah, tidak ada yang menahanku untuk masuk Islam saat itu, kecuali aku khawatir kalian menyangka bahwa aku memakan harta kalian. Sekarang setelah Allah سبحانه وتعالى tunaikan harta itu kepada kalian masing-masing, aku masuk Islam ."Abul ‘Ash bergegas meninggalkan Makkah, hingga bertemu dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam keadaan Islam.
💐🎀 Enam tahun bukanlah rentang waktu yang sebentar. Akhir penantian yang sekian lama pun menjelang. Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengembalikan putri tercintanya, Zainab رضي الله عنها kepada suaminya, Abul ‘Ash bin Ar- Rabi’ رضي الله عنه, dengan nikahnya yang dulu dan tanpa menunaikan kembali maharnya. Dua insan kini bersama meniti jalan mereka…
☔ Namun, Allah سبحانه وتعالى telah menetapkan taqdir-Nya. Tak lama setelah pertemuan itu, Zainab bintu Rasulullah رضي الله عنها kembali ke hadapan Rabb-nya, pada tahun kedelapan setelah hijrah, meninggalkan kekasihnya untuk selamanya.
🍃💦 Di antara para shahabiyyah yang memandikan jenazahnya, ada Ummu ‘Athiyyah Al-Anshariyah رضي الله عنها. Darinya terpapar kisah dimandikannya jenazah Zainab رضي الله عنها, sesuai perintah Rasulullah صلى الله عليه وسلم, dengan guyuran air bercampur daun bidara. Seusai itu, rambut Zainab رضي الله عنها dijalin menjadi tiga jalinan. Jenazahnya dibungkus dengan kain Rasulullahصلى الله عليه وسلم. Putri pemimpin para nabi itu telah pergi…
🌺 Zainab bintu Rasulillah رضي الله عنها (صلى الله عليه وسلم), semoga Allah meridhainya…
Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.
📚 Sumber bacaan :
❀ Al-Isti’ab, karya Al-Imam Ibnu ‘Abdil Barr (4/1701-1704,1853-1854)
❀ Ath-Thabaqatul Kubra, karya Al-Imam Ibnu Sa’d (8/30-35)
❀ Mukhtashar Sirah Ar-Rasul, karya Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab (hal. 110-117)
❀ Shahih As-Sirah An-Nabawiyah, karya Ibrahim Al-‘Ali (hal. 192)
❀ Siyar A’lamin Nubala, karya Al-Imam Adz-Dzahabi (2/246-250)
💻 Sumber :
http://asysyariah.com/zainab-bintu-rasulullah/
🎀مجموعة روضة الأطفال🎀
Bagi yang ingin mengambil faedah dari postingan RA yang telah lalu, antunna dapat mengunjungi blog kami :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar