Senin, 31 Agustus 2015

Anak itu Rahasia Bapaknya

🔹[ الولد سر َّأبيه ]

📌رأى الفضيل بن عياض - رحمه الله - ولده وهو يمسح كفة الميزان بطرف ثوبه فسأله : لماذا؟

فقال: حتى لا أزن للمسلمين غبار الطريق ، فبكى الفضيل وقال: إن عملك هذا يا بني عندي أفضل من حجتين وعشرين عمرة ... !

📚أمة العظماء  ٣٣٦

🌸🌸〰ANAK ITU RAHASIA BAPAKNYA〰🌸🌸

📌 Al-Fudhail bin 'Iyadh رحمه الله melihat anaknya mengusap piring timbangan dengan ujung bajunya.

Lalu dia bertanya: mengapa?

Maka si anak menjawab:

Supaya saya tidak ikut menimbang debu jalanan untuk kaum muslimin".

Maka menangislah Al-Fudhail, sambil berkata:

"Wahai anakku, sesungguhnya perbuatanmu ini bagiku lebih bagus dari dua haji dan dua puluh umrah...!

📚 Ummatul adhama' 336

💐Ummahat alhabibah, renungkanlah faedah di atas, betapa besar faedah dari KEJUJURAN.

Seseorang menjadi 'kadzib'/pendusta, atau sebaliknya menjadi 'shadiq'/jujur tergantung TARBIYAH kedua orang tuanya sejak kecil

📝 Diterjemahkan:
Ummu Abdillah binti Ali Bahmid عفا الله عنهما

WA.Tarbiyatul Aulaad
       🌺 BILAAD 🌺

🎀مجموعة روضة الأطفال🎀

Resep Kue Cubit

🍰🍓🍰🍓🍰🍓🍰🍓

🍥👍🏼"Ummii pintar memasak,
Aku suka!! Subhanallaah...👍🏼🍥


Baarokallahufyk Ummah...

🍪Ini adalah kue yang MUDAH Dan cepat untuk dibuat,
Tanpa mikser..

🎁Antunna bisa menjadikannya hadiah utk si kecil seusai tahfidzul Qur'an di rumah atau seusai belajar..

🌷Insyaa Allah ..
Ananda sukaaa!!!
Baarokallahufyk,
Selamat mencoba dan semoga berhasil..


📑RESEP KUE CUBIT

🍯Bahan :
100 gr gula pasir
150 gr terigu
2 butir telur
100 ml susu cair plain (misalnya susu Ultra)
1 sdt baking powder
sedikit essens vanila
meises, keju, kismis, dll sebagai taburan

🍱Cara membuat :
1. Campur dalam 1 wadah gula pasir, terigu, telur, baking powder dan vanila. Aduk rata dengan whisker atau kalau gak ada bisa pakai sendok kayu.
2. Masukkan susu sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga adonan licin dan bercampur rata.
3. Diamkan 10 - 15 menit.
4. Adonan siap dipanggang di atas cetakan kue cubit. Masak dengan api kecil dan tutup cetakan supaya uap panasnya tidak kemana-mana. Taburan bisa diberikan saat kue setengah matang atau saat adonan baru dituang ke dalam cetakan.

🍩Semuanya suka-suka..
Diberi taburan gula halus saja juga ENAK, maa syaa Allah...

💡TIPS:

Pengganti cetakan kue cubit :

🍮Cetakan pukis,

Atau dapat juga menggunakan

🍳Teflon
Ambil 1 sendok sayur/secukupnya) lalu taruh di atas teflon yg sudah dipanaskan sebelum nya, tunggu mengembang, angkat bila sudah matang (ini seperti membuat pancake).

Atau...

♨Pakai wajan biasa di rumah yang bentuknya cekung itu..

❗Jangan lupa ditutup ya..

💻Sumber :
http://dapur-ummuabdillah.blogspot.in/2015/08/kue-cubit.html



🎀مجموعة روضة الأطفال🎀

🔗 http://tamananakshalih.blogspot.com/




Figur Ke-2 : Umamah bintu Hamzah Al-Hasyimiyah رضي الله عنهما

Figur Shalihah Panutan Wanita Shalihah

Inilah dia wahai ibu...
Figur Wanita Shalihah,
Sebaik-baik cermin...
Untuk kita berkaca padanya...

 Figur Ke-2⃣


Umamah bintu Hamzah Al-Hasyimiyah رضي الله عنهما 


✏(ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman bintu ‘Imran حفظها الله)
Tinggal sebagai muslimah di antara kaum musyrikin di Makkah bukanlah sesuatu yang diharapkan. Putri Singa Allah, Hamzah bin ‘Abdil Muththalib رضي الله عنهما ini mendambakan hidup bersama kaum muslimin di Madinah. Dia pun menanti, hingga saatnya tiba….
Dia adalah Umamah bintu Hamzah bin ‘Abdil Muththalib bin Hasyim bin ‘Abdi Manaf bin Qushai Al-Hasyimiyah.
 Ibunya bernama Salma bintu ‘Umais bin Ma’d bin Taim bin Malik bin Quhafah dari Khats’am, saudara perempuan Asma’ bintu ‘Umais رضي الله عنها.
Sementara sang ayah, Hamzah bin ‘Abdil Muththalib رضي الله عنه adalah paman Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang syahid dalam pertempuran Badr. Sepeninggal ayahnya, ‘Umamah bintu Hamzah masih tetap tinggal di Makkah.
Sekian lama tinggal di negeri Madinah, rombongan kaum muslimin bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم menunaikan ‘umrah qadha’, setelah setahun sebelumnya mereka urung menunaikan ‘umrah ke Makkah karena dihadang kaum musyrikin. Hanya tiga hari waktu yang diberikan pada kaum muslimin untuk tinggal di Makkah. Setelah itu, kaum musyrikin mengingatkan kaum muslimin agar segera meninggalkan Makkah.
⛺Ketika rombongan Rasulullah  صلى الله عليه وسلم hendak kembali ke Madinah, ‘Umamah bintu Hamzah mengikuti rombongan. Dia berseru memanggil-manggil, “Paman! Paman!”.
⏪Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه bertanya kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, “Mengapa engkau biarkan putri paman kita dalam keadaan yatim di antara kaum musyrikin?”. Ali pun mengusulkan kepada beliau untuk membawa ‘Umamah dari Makkah.
✅Rasulullah  صلى الله عليه وسلم tak melarang ‘Ali untuk membawa ‘Umamah. “Bawa serta putri paman ayahmu!” ujar ‘Ali kepada istrinya, Fathimah رضي الله عنها.
Maka berangkatlah ‘Umamah bintu Hamzah bersama rombongan kaum muslimin menuju Madinah. Namun permasalahannya, siapa yang paling berhak untuk mengasuh putri yatim Hamzah bin ‘Abdil Muththalib رضي الله عنه ini.
Di antara yang merasa berhak adalah Zaid bin Haritsah رضي الله عنه yang diberi wasiat oleh Hamzah bin ‘Abdil Muththalib رضي الله عنه. Juga Rasulullah صَلّى اللّٰهُ عليه وسلم mempersaudarakannya dengan Hamzah saat beliau mempersaudarakan kaum Muhajirin. “Aku lebih berhak untuk mengasuh anak saudaraku,” katanya.
Mendengar hal itu, Ja’far bin Abi Thalib bin‘Abdil Muththalib رضي الله عنه berujar, “Aku lebih berhak untuk mengasuhnya, karena Asma’bintu ‘Umais bibinya adalah istriku, sementara kedudukan bibi seperti kedudukan ibu!”‘
Ali pun merasa keberatan. “Mengapa kalian bertikai tentang permasalahan putri pamanku, sementara aku yang membawanya keluar dari Makkah di antara kaum musyrikin. Kalian pun tidak lebih dekat nasabnya dengan ‘Umamah daripada aku. Aku lebih berhak untuk mengasuhnya!”
Mereka adalah para sahabat yang mulia. Segala perselisihan, tak ada tempat lain untuk kembali kecuali pada Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Mereka adukan pertikaian mereka, hingga beliau pun memberikan jalan yang terbaik. “Aku akan memutuskan perkara kalian,” kata beliau.
“Adapun engkau, wahai Zaid, engkau adalah maula Allah dan maula Rasul-Nya. Adapun dirimu, wahai ‘Ali, engkau saudara dan sahabatku, sedangkan engkau, wahai Ja’far, orang yang paling mirip denganku dan engkau, wahai Ja’far, orang yang paling pantas untuk mengasuhnya, karena istrimu adalah bibinya. Lebih-lebih lagi seseorang tak boleh menikahi wanita yang bibi wanita itu menjadi istrinya.”
Rasulullah صلى الله عليه وسلم memutuskan hak pengasuhan ‘Umamah bintu Hamzah untuk Ja’far.‘
☝Ali bin Abi Thalib رضي الله عنهpernah mengusulkan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم , “Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah dengan ‘Umamah?”
✋“Dia itu anak saudaraku sesusuan 1),” jawab Rasulullah صلى الله عليه وسلم, "dan sesungguhnya Allah mengharamkan karena susuan segala sesuatu yang diharamkan karena nasab.”
Umamah bintu Hamzah, kisah kehidupannya memberikan pelajaran bagi kaum muslimin hingga akhir zaman. ‘Umamah bintu Hamzah, semoga Allah meridhainya….

Wallahu a’lamu bish-shawab.

Sumber Bacaan:
Al-Ishabah, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani (8/22-23).
Ath-Thabaqatul Kubra, Al-Imam Ibnu Sa’d (10/152-154).
Shahih Al-Bukhari.
Kitab Al-Maghazi Bab ‘Umratil Qadha’.
Keterangan catatan kaki :
1) Karena Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan Hamzah رضي الله عنه pernah disusui oleh ibu susu yang sama.

Disadur dari :
http://asysyariah.com/umamah-bintu-hamzah-al-hasyimiyah/

مجموعة روضة الأطفال

Bagi yang ingin mengambil faedah dari postingan RA yang telah lalu, antunna dapat mengunjungi blog kami :

 http://tamananakshalih.blogspot.com/

Talqin Al-Qur'an

بسم الله الرحمن الرحيم..

💐Semoga Allah memudahkan kita dan anak keturunan kita untuk menghafal Al Qur'an dan mengamalkannya.

🍃Allah berfirman dalam
Q.S Al Muzammil ayat 4 :

{{ورتّل القرآن ترتيلا }}
"Dan bacalah Al Qur'an dengan tartil"

🌙Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَه

ُ“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya"

(HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya dari hadits Utsman ibnu Affan رضي الله عنه)

✏Untuk belajar Ilmu Tajwid tafadholna mengunjungi:

http://muslimahbelajartajwid.blogspot.com


🎀مجموعة روضة الأطفال🎀

🔗 http://tamananakshalih.blogspot.com/

Download audio :
🔊 Surah Al-Fathihah
🔊 Surah An-Naas
🔊 Surah Al-Falaq
🔊 Surah Al-Ikhlas
🔊 Surah Al-Masad
🔊 Surah An-Nashr
🔊 Surah Al-Kaafirun
🔊 Surah Al-Kautsar
🔊 Surah Al-Ma'un
🔊 Surah Quraisy
🔊 Surah Al-Fiil
🔊 Surah Al-Humazah
🔊 Surah Al-'Ashr
🔊 Surah At-Takatsur
🔊 Surah Al-Qari'ah
🔊 Surah Al-'Aadiyat
🔊 Surah Al-Zalzalah
🔊 Surah Al-Bayyinah
🔊 Surah Al-Qadr
🔊 Surah Al-'Alaq
🔊 Surah At-Tiin
🔊 Surah Al-Insyirah
🔊 Surah Adh-Dhuha
🔊 Surah Al-Lail
🔊 Surah Asy-Syams
🔊 Surah Al-Balad
🔊 Surah Al-Fajr
🔊 Surah Al-Ghasiyah
🔊 Surah Al-A'laa

Sabtu, 29 Agustus 2015

❓🌺 SIAPA SAJA MAHRAM ITU..

✏_Ditulis oleh:
 Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Sarbini  حفظه الله


Ada beberapa pertanyaan yang masuk seputar permasalahan muhrim, demikian para penanya menyebutnya, padahal yang mereka maksud adalah mahram. Perlu diluruskan bahwa muhrim dalam bahasa Arab adalah, mimnya di-dhammah yang maknanya adalah orang yang berihram dalam pelaksanaan ibadah haji sebelum tahallul. Sedangkan mahram bahasa Arabnya adalah , mimnya di-fathah.

🌂Mahram dari kalangan wanita, yaitu orang-orang yang haram dinikahi oleh seorang lelaki selamanya (tanpa batas). (Di sisi lain lelaki ini) boleh melakukan safar bersamanya, boleh boncengan dengannya, boleh melihat wajahnya, tangannya, boleh berjabat tangan dengannya dan seterusnya dari hukum-hukum mahram.

➡Mereka kita bagi menjadi tiga kelompok.
*Yang pertama, mahram karena nasab (keturunan),
**kedua mahram karena penyusuan,
***dan ketiga mahram mushaharah (kekeluargaan karena pernikahan).

✔*Kelompok yang pertama ada tujuh golongan:
▪1.    Ibu, nenek dan seterusnya ke atas baik dari jalur laki-laki maupun wanita.
▪2.    Anak perempuan (putri), cucu perempuan dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita.
▪3.    Saudara perempuan sekandung, seayah atau seibu.
▪4.    Saudara perempuan bapak (bibi), saudara perempuan kakek (bibi orang tua) dan seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu.
▪5.    Saudara perempuan ibu (bibi), saudara perempuan nenek (bibi orang tua) dan seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu.
▪6.    Putri saudara perempuan (keponakan) sekandung, seayah atau seibu, cucu perempuannya dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita.
▪7.    Putri saudara laki-laki (keponakan) sekandung, seayah atau seibu, cucu perempuannya dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita.

👉🏼Mereka inilah yang dimaksudkan Allah ta'ala:
“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan…”
 (An-Nisa: 23)

✔**Kelompok yang kedua juga berjumlah tujuh golongan, sama dengan mahram yang telah disebutkan pada nasab, hanya saja di sini sebabnya adalah penyusuan.

Dua di antaranya telah disebutkan Allah ta'ala:
“Dan (diharamkan atas kalian) ibu-ibu kalian yang telah menyusukan kalian dan saudara-saudara perempuan kalian dari penyusuan”.
(An-Nisa 23)

🍼Ayat ini menunjukkan bahwa seorang wanita yang menyusui seorang anak menjadi mahram bagi anak susuannya, padahal air susu itu bukan milik dia melainkan milik suami yang telah menggaulinya sehingga memproduksi air susu. Ini menunjukkan secara tanbih(1) bahwa suaminya menjadi mahram bagi anak susuan tersebut(2). Kemudian penyebutan saudara susuan secara mutlak, berarti masuk di dalamnya anak kandung dari ibu susu, anak kandung dari ayah susu, begitu pula dua anak yang disusui oleh wanita yang sama, maka ayat ini dan hadits yang marfu’:

“Apa yang haram karena nasab maka itupun haram karena penyusuan.”
(Muttafaqun ‘alaihi dari Ibnu ‘Abbas)

Keduanya menunjukkan tersebarnya hubungan mahram dari pihak ibu dan ayah susu sebagaimana tersebarnya pada kerabat (nasab). Maka ibu dari orang tua susu misalnya, adalah mahram sebagai nenek karena susuan dan seterusnya ke atas sebagaimana pada nasab. Anak dari orang tua susu adalah mahram sebagai saudara karena susuan, kemudian cucu dari orang tua susu adalah mahram sebagai anak saudara (keponakan) karena susuan, dan seterusnya ke bawah.

Saudara dari orang tua susu adalah mahram sebagai bibi karena susuan, saudara ayah/ibu dari orang tua susu adalah mahram sebagai bibi orang tua susu dan seterusnya ke atas.
Adapun dari pihak anak yang menyusu, maka hubungan mahram itu terbatas pada jalur anak keturunannya saja. Maka seluruh anak keturunan dia, berupa anak, cucu dan seterusnya ke bawah adalah mahram bagi ayah dan ibu susunya.

Hanya saja, berdasar pendapat yang paling kuat (rajih), yaitu pendapat jumhur dan dipilih oleh Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin dan Syaikhuna (Muqbil) rahimahumullah, bahwa penyusuan yang mengharamkan adalah yang berlangsung pada masa kecil sebelum melewati usia 2 tahun, berdasarkan firman Allah ta'ala:

“Para ibu hendaklah menyusukan anaknya selama 2 tahun penuh bagi siapa yang hendak menyempurnakan penyusuannya.”
(Al-Baqarah: 233)

Dan hadits ‘Aisyah muttafaqun ‘alaihi menerangkan bahwa penyusuan yang mengharamkan adalah penyusuan yang berlangsung karena rasa lapar dan hadits Ummu Salamah yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Irwa (no. hadits 2150) bahwa suatu penyusuan tidaklah mengharamkan kecuali yang membelah (mengisi) usus dan berlangsung sebelum penyapihan.

📝Dan yang diperhitungkan adalah minimal 5 kali penyusuan, setiap penyusuan bentuknya adalah: bayi menyusu sampai kenyang (puas) lalu berhenti dan tidak mau lagi untuk disusukan (meskipun diselingi dengan tarikan nafas bayi atau dia mencopot puting susu sesaat lalu dihisap kembali).

✔***Adapun kelompok yang ketiga maka jumlahnya 4 golongan sebagai berikut;
▪1.    Istri bapak (ibu tiri), istri kakek dan seterusnya ke atas berdasarkan surat An-Nisa ayat 22.
▪2.    Istri anak, istri cucu dan seterusnya ke bawah berdasarkan An-Nisa ayat 23.
▪3.    Ibu mertua, ibunya dan seterusnya ke atas berdasarkan An-Nisa ayat 23.
▪4.    Anak perempuan istri dari suami lain (rabibah)3, cucu perempuan istri baik dari keturunan rabibah maupun dari keturunan rabib, dan seterusnya ke bawah berdasarkan An-Nisa ayat 23.

📌Golongan 1, 2 dan 3 menjadi mahram hanya dengan sekedar akad yang sah meskipun belum melakukan jima’ (hubungan suami istri),
📌adapun yang keempat maka dipersyaratkan terjadinya jima’ bersama dengan akad yang sah , dan tidak dipersyaratkan rabibah itu harus dalam asuhannya menurut pendapat yang paling rajih yaitu pendapat jumhur dan dipilih oleh Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin.
Dan mereka tetap sebagai mahram meskipun terjadi perceraian atau ditinggal mati, maka istri bapak misalnya tetap sebagai mahram meskipun dicerai atau ditinggal mati, rabibah misalnya tetap merupakan mahram meskipun ibunya telah meninggal atau diceraikan, dan seterusnya.

Selain dari apa yang disebutkan di atas maka bukan mahram, jadi boleh seseorang misalnya menikahi rabibah bapaknya atau menikahi saudara perempuan dari istri bapaknya dan seterusnya.

🚫✋🏼Begitu pula saudara perempuan istri atau bibi istri, baik karena nasab maupun karena penyusuan maka bukan mahram, tidak boleh safar berdua dengannya, boncengan sepeda motor dengannya, tidak boleh melihat wajahnya, berjabat tangan, dan seterusnya dari hukum-hukum mahram tidak berlaku padanya. Akan tetapi tidak boleh menikahinya selama saudaranya atau keponakannya itu masih sebagai istri sampai kalau seandainya dia dicerai atau meninggal maka baru boleh dinikahi.

Hal ini berdasarkan firman Allah ta'ala:
“Dan (haram atasmu) mengumpulkan dua wanita bersaudara sebagai istri (secara bersama-sama).”
(An-Nisa: 23)

Dan hadits Abu Hurairah muttafaqun ‘alihi bahwa Rasulullah melarang mengumpulkan seorang wanita dengan bibinya sebagai istri secara bersama-sama. Wallahu a’lam bish-shawab. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir As-Sa’di, Asy-Syarhul Mumti’, 5/168-210)

1. Istilah dalam ilmu ushul fiqih yang artinya penyebutan sesuatu yang dengannya menunjukkan kepada yang lain yang serupa hukumnya.
2.  Ini adalah pendapat jumhur dan ini yang rajih (kuat). Lihat Syarah Shahih Muslim (10/18)
3. Adapun anak lelaki istri dari suami lain namanya rabib

sumber: http://asysyariah.com/siapa-saja-mahram-itu/


Repost:
🎀مجموعة روضة الأطفال🎀
⤵⤵⤵⤵⤵


💭💐🏡KEUTAMAAN BERBUAT BAIK KEPADA ANAK PEREMPUAN

🚩ﻓﻀﻞ ﺍﻹﺣﺴﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺒﻨﺎﺕ

📜 Oleh : Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rohimahulloh
______________________________________
🔺🔺🔺🔺

📍السؤال :

ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :

(( ﻣﻦ ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻪ ﺛﻼﺙ ﺑﻨﺎﺕ ﻓﺼﺒﺮ ﻋﻠﻴﻬﻦ ﻭﺳﻘﺎﻫﻦ ﻭﻛﺴﺎﻫﻦ ﻛﻦ ﻟﻪ ﺣﺠﺎﺑﺎً ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ )) ،

ﻫﻞ ﻳﻜﻦ ﺣﺠﺎﺑﺎً ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻟﻮﺍﻟﺪﻫﻢ ﻓﻘﻂ ﺃﻡ ﻣﻌﻪ ﺍﻷﻡ ﻭﻋﻨﺪﻱ ﻭﻟﻠﻪ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﺛﻼﺙ ﺑﻨﺎﺕ؟

📍الجواب :

ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﺻﺤﻴﺢ ﻋﻦ ﻋﻘﺒﺔ ﺑﻦ ﻋﺎﻣﺮ ﻗﺎﻝ : ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ:

(( ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﺛﻼﺙ ﺑﻨﺎﺕ ﻓﺼﺒﺮ ﻋﻠﻴﻬﻦ ﻭﺃﻃﻌﻤﻬﻦ ﻭﺳﻘﺎﻫﻦ ﻭﻛﺴﺎﻫﻦ ﻣﻦ ﺟﺪﺗﻪ ﻛﻦ ﻟﻪ ﺣﺠﺎﺑﺎً ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ )) [1] ،

ﻭﻫﺬﺍ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﻓﻀﻞ ﺍﻹﺣﺴﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺒﻨﺎﺕ ﻭﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺸﺌﻮﻧﻬﻦ؛ ﺭﻏﺒﺔً ﻓﻴﻤﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻓﺈﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺃﺳﺒﺎﺏ ﺩﺧﻮﻝ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭﺍﻟﺴﻼﻣﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ .

ﻭﻳﺮﺟﻰ ﻟﻤﻦ ﻋﺎﻝ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﺒﻨﺎﺕ ﻣﻦ ﺍﻷﺧﻮﺍﺕ ﻭﺍﻟﻌﻤﺎﺕ ﻭﺍﻟﺨﺎﻻﺕ ﻭﻏﻴﺮﻫﻦ ﻣﻦ ﺫﻭﻱ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔ ﻓﺄﺣﺴﻦ ﺇﻟﻴﻬﻦ ﻭﺃﻃﻌﻤﻬﻦ ﻭﺳﻘﺎﻫﻦ ﻭﻛﺴﺎﻫﻦ ﺃﻥ ﻳﺤﺼﻞ ﻟﻪ ﻣﻦ ﺍﻷﺟﺮ ﻣﺜﻞ ﻣﺎ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﺣﻖ ﻣﻦ ﻋﺎﻝ ﺛﻼﺙ ﺑﻨﺎﺕ، ﻭﻓﻀﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﺳﻊ ﻭﺭﺣﻤﺘﻪ ﻋﻈﻴﻤﺔ،

ﻭﻫﻜﺬﺍ ﻣﻦ ﻋﺎﻝ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﺃﻭ ﺍﺛﻨﺘﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﻨﺎﺕ ﺃﻭ ﻏﻴﺮﻫﻦ ﻓﺄﺣﺴﻦ ﺇﻟﻴﻬﻦ ﻳﺮﺟﻰ ﻟﻪ ﺍﻷﺟﺮ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﻭﺍﻟﺜﻮﺍﺏ ﺍﻟﺠﺰﻳﻞ، ﻛﻤﺎ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻋﻤﻮﻡ ﺍﻵﻳﺎﺕ ﻭﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﻓﻲ ﺍﻹﺣﺴﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻔﻘﻴﺮ ﻭﺍﻟﻤﺴﺎﻛﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻷﻗﺎﺭﺏ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ،

ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﻓﻲ ﺍﻹﺣﺴﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺒﻨﺎﺕ ﻓﺎﻹﺣﺴﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﺍﻷﺑﻮﻳﻦ ﺃﻭ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺃﻭ ﺍﻷﺟﺪﺍﺩ ﺃﻭ ﺍﻟﺠﺪﺍﺕ ﺃﻋﻈﻢ ﻭﺃﻛﺜﺮ ﺃﺟﺮﺍً؛ ﻟﻌﻈﻢ ﺣﻖ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﻭﺟﻮﺏ ﺑﺮﻫﻤﺎ ﻭﺍﻹﺣﺴﺎﻥ ﺇﻟﻴﻬﻤﺎ، ﻭﻻ ﻓﺮﻕ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺑﻴﻦ ﻛﻮﻥ ﺍﻟﻤﺤﺴﻦ ﺃﺑﺎً ﺃﻭ ﺃُﻣًّﺎ ﺃﻭ ﻏﻴﺮﻫﻤﺎ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﺤﻜﻢ ﻣﻨﺎﻁ ﺑﺎﻟﻌﻤﻞ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻭﻟﻲ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ .

[1] ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﻓﻲ ﻣﺴﻨﺪ ﺍﻟﺸﺎﻣﻴﻴﻦ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﻘﺒﺔ ﺑﻦ ﻋﺎﻣﺮ ﺍﻟﺠﻬﻨﻲ، ﺑﺮﻗﻢ 61762 ، ﻭﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻵﺩﺍﺏ، ﺑﺎﺏ ﺑﺮ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪ ﻭﺍﻹﺣﺴﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺒﻨﺎﺕ، ﺑﺮﻗﻢ .3659

🔐📄www.binbaz.org.sa/node/3425
______________________________________

📍Pertanyaan :

Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :

“Barangsiapa memiliki tiga orang anak perempuan, lalu ia bersabar atas mereka dan memberi mereka makan serta pakaian, maka mereka akan menjadi hijab baginya dari api neraka”

Apakah mereka menjadi hijab dari api neraka bagi ayahnya saja? ataukah ibunya juga? Alhamdulillah saya memiliki tiga orang anak.

📍Jawaban :

📝 Hadits ini diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad dan Ibnu Majah dengan sanad shohih dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata: aku mendengar Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda:

ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﺛﻼﺙ ﺑﻨﺎﺕ ﻓﺼﺒﺮ ﻋﻠﻴﻬﻦ ﻭﺃﻃﻌﻤﻬﻦ ﻭﺳﻘﺎﻫﻦ ﻭﻛﺴﺎﻫﻦ ﻣﻦ ﺟﺪﺗﻪ ﻛﻦ ﻟﻪ ﺣﺠﺎﺑﺎً ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ

“Barangsiapa memiliki tiga orang anak perempuan, lalu ia bersabar atas mereka dan memberi mereka makan dan minum serta pakaian dari hasil usahanya, maka mereka akan menjadi hijab baginya dari api neraka pada hari kiamat.” [HR. al-Imam Ahmad dalam musnad asy-Syamiyyin dari hadits ‘Uqbah bin ‘Amir al-Juhani no. 61762 dan Ibnu Majah dalam kitab al-Adab, bab Birrul Walid wal Ihsan ilal Banat no. 3659]

🌷 Hadits ini menunjukkan keutamaan berbuat baik kepada anak perempuan dan mengurusi kondisi mereka, dengan mengharap ganjaran di sisi Alloh azza wa jalla. Sesungguhnya hal tersebut adalah diantara sebab seseorang dimasukkan ke surga dan diselamatkan dari neraka.

🌷 Dan diharapkan pula bagi orang yang mengasuh/menanggung selain anak perempuan kandung, seperti saudara perempuan, bibi dari ayah, bibi dari ibu, dan yang selainnya yang membutuhkan, lalu ia berbuat baik kepada mereka dengan memberinya makan, minum dan pakaian, diharapkan mereka juga akan mendapatkan ganjaran seperti yang disebutkan oleh Nabi shollallohu alaihi wa sallam tentang orang yang mengasuh tiga orang anak perempuan. Dan keutamaan Alloh itu luas dan rahmat-Nya sangatlah besar.

🌷 Demikian pula orang yang mengasuh seorang atau dua orang anak perempuan atau selain itu, kemudian ia berbuat baik kepada mereka, diharapkan mereka juga akan mendapatkan ganjaran dan pahala yang besar, sebagaimana hal tersebut ditunjukkan oleh keumuman ayat-ayat dan hadits-hadits tentang berbuat baik kepada orang faqir dan miskin dari kalangan kerabat dan selain mereka.

✅ Dan jika keutamaan ini adalah dalam hal berbuat baik kepada anak perempuan, maka sesungguhnya berbuat baik kepada kedua orang tua atau salah seorang dari mereka atau kakek atau nenek, ganjarannya akan lebih besar dan lebih banyak karena besarnya hak orang tua dan wajibnya berbakti dan berbuat baik kepada keduanya. Dan tidak ada bedanya dalam hal tersebut apakah yang berbuat baik itu sebagai ayah ataukah ibu atau yang selainnya, karena hukumnya (ganjarannya) tergantung pada perbuatannya. Wallohu waliyyut taufiiq.
______________________________________

✍ Syabab Ashhabus Sunnah

🌏 www.ittibaus-sunnah.net
◉  ◈  ◉  ◈  ◉  ◈  ◉  ◈  ◉  ◈  ◉
📌 أصحاب السنة
⭐ASHHABUS SUNNAH✪

🎀 مجموعة روضة الأطفال🎀

Selasa, 25 Agustus 2015

Ummu Salamah رضي الله عنها

🎀Figur Shalihah Panutan Wanita Shalihah🎀

🌹Inilah dia wahai ibu...
Figur Wanita Shalihah,
Sebaik-baik cermin...
🔎Untuk kita berkaca padanya...

🌸 Ummu Salamah رضي الله عنها 🌸

(ditulis oleh al-Ustadzah Ummu Abdirrahman bintu ‘Imran)

🌺Kecantikan dan kemuliaan berpadu dalam dirinya. Cinta, kesetiaan dan ketaatannya pada pendamping hidupnya membawanya untuk memperoleh sebentuk doa. Doa yang berbuah keindahan hidup tiada tara, bersisian dengan hamba Rabb-nya yang paling mulia.

🌸Hindun bintu Abi Umayyah bin al-Mughirah bin ‘Abdillah bin ‘Umar bin Makhzum bin Yaqzhah bin Murrah al-Qurasyiyyah al Makhzumiyah radhiyallahu ‘anha. Dia lebih dikenal dengan kunyahnya, Ummu Salamah.

🎀Dia seorang istri yang penuh cinta bagi suaminya, Abu Salamah ‘Abdullah bin ‘Abdil Asad bin Hilal bin ‘Abdillah bin ‘Umarbin Makhzum bin Yaqzhah bin Murrah bin Ka’b al-Makhzumi radhiyallahu ‘anhu.

🇸🇦⏩Dalam beratnya cobaan dan gangguan, mereka meninggalkan negeri Makkah menuju Habasyah untuk berhijrah, membawa keimanan. Di negeri inilah Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha melahirkan anak-anaknya : Salamah, ‘Umar, Durrah, dan Zainab.

🌙Tatkala terdengar kabar tentang Islamnya penduduk Makkah, mereka pun kembali bersama kaum muslimin yang lain. Namun, ternyata semua itu berita hampa semata, hingga mereka pun harus beranjak hijrah untuk kedua kalinya menuju Madinah. Di sanalah mereka membangun hidup bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

🔥💦Selang beberapa lama di Madinah, seruan perang Badr bergema. Abu Salamah radhiyallahu ‘anhu. masuk dalam barisan para sahabat yang terjun dalam kancah pertempuran. Begitu pula ketika perang Uhud berkobar, Abu Salamah radhiyallahu ‘anhu ada di sana, hingga mendapatkan luka-luka. Tak lama Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berdampingan dengan kekasihnya, karena Abu Salamah harus kembali ke hadapan Rabb-nya akibat luka-luka yang dideritanya. Ummu Salamah melepas kepergian Abu Salamah pada bulan Jumadits Tsaniyah tahun keempat Hijriyah dengan pilu.
Dia mengatakan, “Siapakah yang lebih baik bagiku daripada Abu Salamah?”
Berulang kali dia berucap demikian.

🌾Hingga akhirnya diucapkannya doa yang pernah diajarkan oleh kekasihnya, Abu Salamah, jauh hari sebelum Abu Salamah tiada. Kala itu, Ummu Salamah berkata kepada suaminya, “Aku telah mendengar bahwa seorang wanita yang suaminya tiada dan suaminya itu termasuk ahli surga, kemudian dia tidak menikah lagi sepeninggalnya, Allah subhanahu wa ta’ala mengumpulkan mereka berdua di surga. Mari kita saling berjanji agar engkau tidak menikah lagi sepeninggalku dan aku tidak akan menikah lagi sepeninggalmu". Mendengar perkataan istrinya, Abu Salamah mengatakan, “Apakah engkau mau taat kepadaku?”. Kata Ummu Salamah, “Ya".

🎁Abu Salamah berkata lagi, “Kalau aku kelak tiada, menikahlah ! Yaa Allah, berikan pada Ummu Salamah sepeninggalku nanti seseorang yang lebih baik dariku yang tak akan membuatnya berduka dan tak akan menyakitinya.”

🎁Waktu terus berjalan. Ummu Salamah pun telah melalui masa ‘iddahnya sepeninggal Abu Salamah. Datang seorang yang paling mulia setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu untuk meminang Ummu Salamah. Namun, Ummu Salamah menolaknya.

🎁Setelah itu, datang pula ‘Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu, menawarkan pinangan ke hadapan Ummu Salamah. Kembali Ummu Salamah menyatakan penolakannya. Ternyata Allah subhanahu wa ta’ala hendak menganugerahkan sesuatu yang lebih besar daripada itu semua. Datanglah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamkepada Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, membuka pintu baginya untuk memasuki rumah tangga nubuwwah.

💦Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha menjawab tawaran itu, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah wanita yang sudah cukup berumur dan memiliki anak-anak yatim, lagi pula aku wanita yang sangat pencemburu". Dari balik tabir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menanggapi, “Adapun masalah umur, sesungguhnya aku lebih tua darimu. Adapun anak-anak, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan mencukupinya, sedangkan kecemburuanmu, maka aku akan berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar Allah subhanahu wa ta’ala menghilangkannya".

🌙🎀Tak ada lagi yang memberatkan langkah Ummu Salamah untuk menyambut uluran tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bulan Syawwal tahun keempat setelah hijrah adalah saat-saat yang indah bagi Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, mengawali hidupnya di samping seorang yang paling mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

💥Berita tentang kecantikan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha sempat meletupkan kecemburuan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Ketika itu ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha sangat bersedih. Dia menahan diri sampai memiliki kesempatan melihat Ummu Salamah. Tatkala datang kesempatan itu, ‘Aisyah melihat kecantikan Ummu Salamah berkali-kali lipat daripada gambaran yang sampai padanya. Dia beritahukan hal itu kepada Hafshah radhiyallahu ‘anha. Hafshah pun menjawab, “Tidak, demi Allah. Itu tidak lain hanya karena kecemburuanmu saja. Dia tidaklah seperti yang kaukatakan, namun dia memang cantik". 'Aisyah pun mengisahkan, “Setelah itu, aku sempat melihatnya lagi dan dia memang seperti yang dikatakan oleh Hafshah".

▶Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha memulai rangkaian kehidupannya di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Banyak rentetan peristiwa dilaluinya bersama beliau. Satu dialaminya dalam Perjanjian Hudaibiyah. Kala itu, pada bulan Dzulqa’dah tahun keenam setelah hijrah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama 1.400 orang muslimin ingin menunaikan ‘umrah di Makkah sembari melihat kembali tanah air mereka yang sekian lama ditinggalkan. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha turut menyertai perjalanan beliau ini. Namun, setiba beliau dan para sahabat di Dzul Hulaifah untuk berihram dan memberi tanda hewan sembelihan, kaum musyrikin Quraisy menghalangi kaum muslimin.

📜Dari peristiwa ini tercetuslah perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian itu di antaranya berisi larangan bagi kaum muslimin memasuki Makkah hingga tahun depan. Betapa kecewanya para sahabat saat itu, karena mereka urung memasuki Makkah. Usai menyelesaikan penulisan perjanjian itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memerintahkan kepada para sahabat, “Bangkitlah, sembelihlah hewan kalian, kemudian bercukurlah!” Namun, tak satu pun dari mereka yang bangkit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulangi perintahnya hingga ketiga kalinya, namun tetap tak ada satu pun yang beranjak.

💡Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menemui Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha dan menceritakan apa yang terjadi. Ummu Salamah pun memberikan gagasan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah engkau ingin agar mereka melakukannya? Bangkitlah, jangan berbicara kepada siapa pun hingga engkau menyembelih hewan dan memanggil seseorang untuk mencukur rambutmu". Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri, kemudian segera melaksanakan usulan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha. Seketika itu juga, para sahabat yang melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelih hewannya dan menyuruh seseorang untuk mencukur rambutnya serta-merta bangkit untuk memotong hewan sembelihan mereka dan saling mencukur rambut, hingga seakan-akan mereka akan saling membunuh karena riuhnya.

📚Semenjak bersama Abu Salamah radhiyallahu ‘anhu, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha meraup banyak ilmu. Terlebih lagi setelah berada dalam naungan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di bawah bimbingan nubuwwah, Ummu Salamah mendulang ilmu. Juga dari putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Fathimah radhiyallahu ‘anha. Ummu Salamah menyampaikan apa yang ada pada dirinya hingga bertaburanlah riwayat dari dirinya.

📖Tercatat deretan panjang nama-nama ulama besar dari generasi pendahulu yang mengambil ilmu darinya. Dia termasuk fuqaha dari kalangan shahabiyah.

💦🍃Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha telah melalui rentang panjang masa hidupnya dengan menebarkan banyak faedah. Masa-masa kekhalifahan pun dia saksikan hingga masa pemerintahan Yazid bin Mu’awiyah. Pada masa inilah terjadi pembunuhan cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu. Ummu Salamah sangat berduka mendengar berita itu. Dia benar-benar merasakan kepiluan.

💦Tak lama setelah itu, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha kembali menghadap Rabb-nya. Tergurat peristiwa itu pada tahun ke-61 setelah hijrah. Terkenang selalu kesetiaan yang pernah dia berikan bagi pendamping hidupnya. Terngiang selalu sebutan namanya dalam kitab-kitab besar para ulama. Ummu Salamah, semoga Allah subhanahu wa ta’ala meridhainya…

Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.

📚Sumber Bacaan :

1.   Al-Ishabah, al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani, hlm. 150—152.
2.   Shahihus Sirah an-Nabawiyah, Ibrahim al-‘Ali, hlm. 323.
3.   Siyar A’lamin Nubala’, al-Imam adz-Dzahabi, hlm. 202—210.
4.   Tahdzibul Kamal, al-Imam al-Mizzi, hlm. 317—319.

🎀مجموعة روضة الأطفال🎀

‘Umamah bintu Hamzah Al-Hasyimiyah

(ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman bintu ‘Imran)

Tinggal sebagai muslimah di antara kaum musyrikin di Makkah bukanlah sesuatu yang diharapkan.

Putri Singa Allah, Hamzah bin ‘Abdil Muththalib رضي الله عنهما ini mendambakan hidup bersama kaum muslimin di Madinah. Dia pun menanti, hingga saatnya tiba….

Dia adalah Umamah bintu Hamzah bin ‘Abdil Muththalib bin Hasyim bin ‘Abdi Manaf bin Qushai Al-Hasyimiyah.

Ibunya bernama Salma bintu ‘Umais bin Ma’d bin Taim bin Malik bin Quhafah dari Khats’am, saudara perempuan Asma’ bintu ‘Umais رضي الله عنها.

Sementara sang ayah, Hamzah bin ‘Abdil Muththalib رضي الله عنهadalah paman Rasulullah yang syahid dalam pertempuran Badr.

Sepeninggal ayahnya, ‘Umamah bintu Hamzah masih tetap tinggal di Makkah.

Sekian lama tinggal di negeri Madinah, rombongan kaum muslimin bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم menunaikan ‘umrah qadha’, setelah setahun sebelumnya mereka urung menunaikan ‘umrah ke Makkah karena dihadang kaum musyrikin. Hanya tiga hari waktu yang diberikan pada kaum muslimin untuk tinggal di Makkah. Setelah itu, kaum musyrikin mengingatkan kaum muslimin agar segera meninggalkan Makkah.

Ketika rombongan Rasulullah  صلى الله عليه وسلم hendak kembali ke Madinah, ‘Umamah bintu Hamzah mengikuti rombongan. Dia berseru memanggil-manggil, “Paman! Paman!”‘

Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه bertanya kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, “Mengapa engkau biarkan putri paman kita dalam keadaan yatim di antara kaum musyrikin?”Ali pun mengusulkan kepada beliau untuk membawa ‘Umamah dari Makkah.

Rasulullah  صلى الله عليه وسلم tak melarang ‘Ali untuk membawa ‘Umamah.

“Bawa serta putri paman ayahmu!” ujar ‘Ali kepada istrinya, Fathimah رضي الله عنها.

Maka berangkatlah ‘Umamah bintu Hamzah bersama rombongan kaum muslimin menuju Madinah.Namun permasalahannya, siapa yang paling berhak untuk mengasuh putri yatim Hamzah bin ‘Abdil Muththalib رضي الله عنه ini.

Di antara yang merasa berhak adalah Zaid bin Haritsah رضي الله عنه yang diberi wasiat oleh Hamzah bin ‘Abdil Muththalib رضي الله عنه. Juga Rasulullah صَلّى اللّٰهُ عليه وسلم mempersaudarakannya dengan Hamzah saat beliau mempersaudarakan kaum Muhajirin. “Aku lebih berhak untuk mengasuh anak saudaraku,” katanya.

Mendengar hal itu, Ja’far bin Abi Thalib bin‘Abdil Muththalib رضي الله عنه berujar, “Aku lebih berhak untuk mengasuhnya, karena Asma’bintu ‘Umais bibinya adalah istriku, sementara kedudukan bibi seperti kedudukan ibu!”‘

Ali pun merasa keberatan. “Mengapa kalian bertikai tentang permasalahan putri pamanku, sementara aku yang membawanya keluar dari Makkah di antara kaum musyrikin. Kalian pun tidak lebih dekat nasabnya dengan ‘Umamah daripada aku. Aku lebih berhak untuk mengasuhnya!”

Mereka adalah para sahabat yang mulia. Segala perselisihan, tak ada tempat lain untuk kembali kecuali pada Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Mereka adukan pertikaian mereka, hingga beliau pun memberikan jalan yang terbaik. “Aku akan memutuskan perkara kalian,” kata beliau.
“Adapun engkau, wahai Zaid, engkau adalah maula Allah dan maula Rasul-Nya. Adapun dirimu, wahai ‘Ali, engkau saudara dan sahabatku. Sedangkan engkau, wahai Ja’far, orang yang paling mirip denganku. Dan engkau, wahai Ja’far, orang yang paling pantas untuk mengasuhnya, karena istrimu adalah bibinya. Lebih-lebih lagi seseorang tak boleh menikahi wanita yang bibi wanita itu menjadi istrinya.”

Rasulullah صلى الله عليه وسلم memutuskan hak pengasuhan ‘Umamah bintu Hamzah untuk Ja’far.‘

Ali bin Abi Thalib رضي الله عنهpernah mengusulkan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم , “Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah dengan ‘Umamah?”

“Dia itu anak saudaraku sesusuan 1),” jawab Rasulullah صلى الله عليه وسلم,

“Dan sesungguhnya Allah mengharamkan karena susuan segala sesuatu yang diharamkan karena nasab.”‘

Umamah bintu Hamzah, kisah kehidupannya memberikan pelajaran bagi kaum muslimin hingga akhir zaman. ‘Umamah bintu Hamzah, semoga Allah l meridhainya….Wallahu a’lamu bish-shawab.

Sumber Bacaan:Al-Ishabah, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani (8/22-23)Ath-Thabaqatul Kubra, Al-Imam Ibnu Sa’d (10/152-154)Shahih Al-Bukhari, Kitab Al-Maghazi Bab ‘Umratil Qadha’

Ket footnote:
1)Karena Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan Hamzah رضي الله عنه pernah disusui oleh ibu susu yang sama.

http://asysyariah.com/umamah-bintu-hamzah-al-hasyimiyah/

Ide kreatif membuat tempat pensil atau alat tulis lain MUDAH & MURAH

Bismillah:
🍒Ide kreatif membuat tempat pensil atau alat tulis lain MUDAH & MURAH

Tips:
📌Letakkan alat tulis sikecil ditempat yang bisa mereka jangkau.
📌Beri tulisan "Ambillah Dan kembalikan dengan rapi'
📌Letakkan masing2 sesuai kegunaan/per alat tulis untuk memudahkan dlm mengambil Dan merapikan kembali.


Mari kita budayakan pada putra/i kita slogan ini:

"RAPI ITU INDAH & MENYENANGKAN "


Baarokallahufyk, semoga bermanfaat...



DO'A memohon ilmu yang bermanfaat (Pelajaran ke-1 - Kelas 1 Ibtidaiyyah)

Bismillah..

Teman-teman, kayfa halukum...?

Semoga Allah senantiasa memberkahi kalian, baarokallahu fykum...

Teman-temanku yang shalih & shalihah, kali ini kita akan belajar tentang :

📝🍒 ILMU YANG BERMANFAAT 📝🍒

Tahukah kalian apa ilmu yang bermanfaat itu?

👍Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan.

🍛 Misalnya, ketika kita sudah hafal DO'A makan, kita amalkan DO'A tersebut. Setiap makan kita tidak lupa membaca "Bismillah".
💭 Jika qaddarullaah lupa, kita segera membaca "Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi".

👓👂Misalnya lagi, ketika ustadz mengajarkan adab-adab belajar, kita perhatikan lalu kita amalkan dengan mendengarkan ustadz di kelas, tidak ramai sendiri, tidak bermain ketika ustadz menerangkan, duduk diam memperhatikan apa yang diajarkan oleh ustadz, dan lain sebagainya.
Nahh, itu berarti kita telah mengamalkan adab belajar...

🏡 Begitu juga kepada orang tua kita, tentunya kita telah tahu bahwa kita harus berbakti dan berbuat baik kepada ummah dan abah, lalu kita amalkan.
Kita sayangi ummi dan abi, kita do'akan keduanya, kita patuh dan taat pada mereka dan tidak melakukan perbuatan- perbuatan yang dapat menyakiti hati mereka.

Maa syaa Allah,
✅ Ketika kita amalkan apa-apa yang sudah kita ketahui dan kita pelajari, itulah yang dinamakan ilmu kita bermanfaat.

💬 📖 Nahh, coba kita ingat-ingat sekarang...
Sudahkah kita mengamalkan ilmu kita ?

💪 Jika belum atau kurang, marilah kita bersemangat untuk mengamalkan ilmu kita...
👍 Jika sudah, bersyukurlah kepada Allah karena Dia-lah yang telah memberitahukan taufiq kepada kita.

Baarokallahufykum... 💐

Teman-teman..

Agar kita MUDAH untuk mengamalkan ilmu yang sudah kita dapat , Rasulullah صلى الله غليه وسلم mengajarkan kepada kita sebuah DO'A.

🌾DO'A memohon ilmu yang bermanfaat:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَ رِزْقًا طَيِّبًاوَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

"Yaa Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima".

📝 HR. Ibnu Majah no.925 dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al Albani dalam Sunan Ibnu Majah.

Alhamdulillah...

Semoga sholawat dan salam tercurahkan untuk Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
🌙 Dari beliaulah kita mengetahui DO'A ini.

💎Jangan lupa untuk membaca DO'A ini ya teman-teman...

Baarokallahufykum.... 💐

🌷 Semoga Allah mengabulkan do'a-do'a kita,
🌻 Semoga Allah menjadikan kita anak yang shalih dan shalihah.
🌾 Semoga ilmu kita bermanfaat...

Baarokallahufykum... 💐

💪 Tetap semangat belajar ya... 🍭🍭🍭

Tips Mengenal Ciri-ciri Anak Pengguna Narkoba


بسم الله الرحمن الرحيم

Selasa, 10 dzulqo'dah 1436 H / 25 Agustus 2015

〰〰🌸〰🌸〰🌸〰〰
⚠Tips Mengenal Ciri-ciri Anak Pengguna Narkoba⚠


📈Peredaran dan penyalahgunaan narkoba dikalangan anak-anak, pelajar hingga remaja terus meningkat. Tentu saja fenomena ini merupakan mimpi buruk bagi orangtua. Masa depan berantakan atau nyawa melayang bisa menjadi taruhannya. Terkadang orang tua tak sadar anaknya terkena narkoba. Lantas bagaimana ciri-ciri anak terjerat narkoba?

⚠Narkoba atau Napza yang berarti narkotika, psikotropika dan zat aditif merupakan zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selain menimbulkan kecanduan, efek jangka panjang penggunaan narkoba bisa menyebabkan berbagai macam penyakit mematikan seperti ginjal, lever, paru-paru dan jantung. Bahkan dampak dari narkoba ini secara berlebihan bisa menyebabkan kematian.
˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚🍃

⚠Adapun beberapa macam narkoba yang sering digunakan oleh pemakai narkoba diantaranya :

💊Depresan.
Contohnya morfin, heroin dan putaw.
☝Bahan narkoba jenis ini bisa menekan system-sistem saraf pusat sehingga pemakai akan merasakan ketenangan sesaat atau tertidur serta tak sadarkan diri.

💊Stimulant.
Contohnya kafein, kokain, amphetamine, sabu-sabu dan ekstasi.
☝Narkoba jenis ini berkerja secara cepat untuk merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan yang tinggi.

💊Halusinogen.
Contohnya mariyuanan, ganja dan LSD (lysergic Acid Diethylamide).
☝Narkoba jenis ini bisa mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Pemakai akan merasakan ketenangan luar biasa dilanjutkan dengan imajinasi tinggi yang bisa mengakibatkan perilaku tidak wajar.
˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚🍃

⚠Selain itu ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang remaja terlibat penyalahgunakan narkoba, diantaranya adalah :

➖Faktor stress.
☝Anak-anak bisa mengalami depresi jika mendapatkan tekanan yang bertubi-tubi.
Terkadang orangtua tidak mempedulikan keinginan melakukan apa yang disukai seorang anak.
Apalagi jika orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaan dan urusan pribadinya.
Situasi inilah yang membuat anak lari menggunakan narkoba untuk mencari ketenangan sesaat.

➖Teman pergaulan.
☝Hasrat seorang anak yang selalu ingin tahu dan mencoba hal-hal baru ditambah lingkungan pergaulan yang sudah lebih dulu menggunakan narkoba biasa membuat mereka ikut terjerumus.
˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚🍃

Seringkali orangtua tidak menyadari anaknya terlibat penyalahgunaan narkoba. Mereka biasanya baru sadar jika anak mengalami over dosis.
✅Sebagai orang tua, upaya pencegahan masih bisa dilakukan salah satunya dengan mengenali sejak dini penyalahgunaan narkoba pada anak.

⚠Seperti apa gejalanya? 👉Dijelaskan A. Kasandra Putranto, psikolog dari Kasandra Associates Jakarta, ada beberapa ciri fisik dan perilaku yang bisa dilihat jika anak sudah terlibat penyalahgunaan narkoba.

※Berikut ini sebagian dari ciri-cirinya :
➖Mata merah.
➖Bau badan khas atau menyengat.
➖Pernapasan cepat seperti setelah berolahraga.
➖Sering tidur, bermalas-malasan sepanjang hari atau sebaliknya.
➖Perubahan perilaku makan dan minum.
Mereka bisa menjadi seseorang yang tidak menyukai makan atau makan secara berlebih.
➖Menjadi pribadi emosional dan sensitive.
Pemakai narkoba lebih cepat tersinggung.
➖Kekacauan cara berpikir.
➖Kebutuhan uang bertambah untuk membayar sesuatu.
˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚🍃

⚠Bagaiman mengatasi
jika buah hati tercinta sudah terjerat dalam penyalahgunaan narkoba?
👉 Anda tak perlu bersikap tertutup. Sebaiknya hubungi orang yang ahli di bidang upaya penanggulangan narkoba seperti dokter, konselor dan praktisi narkoba. Selain itu pengobatan detoksifikasi untuk menghentikan kecanduan narkoba harus dilakukan agar zat yang membahayakan tubuh bisa dibersihkan secara bertahap.
Meskipun demikian, pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati sangat tepat diterapkan untuk mencegah anak terlibat penyalahgunaan narkoba.
✅Peran serta orang tua di rumah diharapkan menjadi pondasi utama membentuk kepribadian seorang anak. Orang tua wajib memberikan pengetahuan dan bahaya dari penggunaan narkoba sedini mungkin terhadap anak-anaknya. Sehingga tanpa dilarang atau diberi ancaman, mereka akan menyadari bahaya yang akan terjadi di kehidupannya baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang.

➖⚠➖
Sumber : BNN (Badan Narkotika Nasional)


🍯Majmu'ah BIKUM🍯

Melindungi Si Kecil dari Gangguan Makhluk Halus

Melindungi Si Kecil dari Gangguan Makhluk Halus
~~~~~~~~~~~~~


✏Al-Ustadzah Ummu Umar Asma


🌷Sebagai makhluk kecil yang baru terlahir ke dunia, anak-anak masih dalam kondisi yang sangat lemah. Mereka membutuhkan pertolongan, perlindungan, dan kasih sayang dari orang-orang di sekitarnya.

☝Inilah salah satu tugas orang tua terhadap mereka. Dengan hikmah-Nya, Allah menumbuhkan rasa kasih sayang dalam hati orang tua terhadap anak-anaknya. Dengan senang hati orang tua senantiasa berusaha memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani mereka, tanpa perasaan berat sedikit pun.

👉Hal ini terus berlangsung seiring dengan pertumbuhan mereka. Mereka terus membutuhkan orangtua dalam menjalani kehidupan.

✋Oleh karena itu, kita perlu mengetahui hal-hal yang bermanfaat kemudian memberikannya kepada mereka, dan hal-hal yang bermudarat kemudian menghindarkannya dari mereka.

👋Pembaca yang semoga Allah senantiasa menjaga kita semua, sebagaimana telah disebutkan di atas, kebutuhan anak tidak terbatas pada jasmani saja, tetapi juga mencakup sisi rohani.

👋Bahkan, kebutuhan rohani ini lebih besar daripada kebutuhan jasmani mereka. Jadi, selain menjaga agar perut mereka selalu kenyang, badan mereka selalu hangat dan terlindung dari panas ataupun hujan, kita sangat perlu menjaga kalbu mereka agar senantiasa lurus sesuai dengan fitrahnya.

☝ Kita perlu menanamkan aqidah yang benar dalam diri mereka sehingga mereka menjadi manusia yang berpegang teguh pada agama ini.Hal terpenting lainnya adalah melindungi anak-anak dari pengaruh-pengaruh buruk yang ada di sekitar mereka. Pengaruh buruk tersebut bisa berasal dari sesuatu yang tampak atau bisa dirasakan, seperti udara yang sangat dingin atau sangat panas, gangguan orang jahat, musik, dan sebagainya.

👍Kebanyakan orang tua telah mengetahui hal semacam ini dan berusaha melindungi anak-anak darinya.

☝Namun, ada pula gangguan yang terkadang tidak disadari oleh orang tua. Inilah yang akan menjadi bahasan kita sekarang, yaitu melindungi anak-anak dari gangguan makhluk-makhluk halus yang tidak tampak oleh kita.

✋Pembaca yang mulia, tidak diragukan lagi bahwa setan adalah musuh terbesar manusia. Mereka akan selalu berusaha mengganggu manusia selama hidupnya, semenjak terlahir ke dunia sampai menjelang wafatnya.Sekuat apa pun manusia, tetap harus menghindari gangguan setan ini dengan meminta perlindungan kepada Allah darinya.

🌹Dalam firman-Nya yang agung, Allah subhanahu wa ta’ala memerintah kita

,وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ نَزۡغٞ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِۚ إِنَّهُۥ سَمِيعٌ عَلِيمٌ٢٠٠


“Dan apabila setan mengganggumu, mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (al-A’raf: 200)

🌹Dalam ayat yang lain Allah juga berfirman

,وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنۡ هَمَزَٰتِ ٱلشَّيَٰطِينِ٩٧ وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحۡضُرُونِ ٩٨

“Dan katakanlah, ‘Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan, dan aku berlindung kepada-Mu, wahai Rabbku, dari kedatangan mereka kepadaku’.” (al-Mu’minun: 97—98)

☝Apabila demikian perintah Allah subhanahu wa ta’ala pada manusia yang sudah berakal, bagaimana halnya si kecil kita, yang masih sangat lemah? Tentu saja tugas kita, sebagai orang tua, adalah melindungi dan menjaga mereka

👋Bagaimana Melindungi Anak dari Setan?

☝Melindungi anak dari setan bisa dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan tuntunan Rasulullah, yaitu:

👉1. Mendoakan mereka dengan doa

,أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

“Aku memintakan perlindungan bagi kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari setiap setan, sengatan binatang, dan dari pandangan mata yang berbahaya.” (Hadits ini dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Misykatul Mashabih no. 1535)

👐Beliau mendoakan kedua cucu beliau, Hasan dan Husain, dengan doa ini. Beliau juga mengatakan bahwa Nabi Ibrahim pun mendoakan kedua putra beliau, Ismail dan Ishaq, dengan doa ini.

☝Oleh karena itu, sebagai orang tua,kita mesti mengamalkannya. Kita lindungi buah hati kita dengan membacakan doa ini pada waktu pagi dan petang.

👉2. Menjaga rumah dengan senantiasa berzikir kepada Allah.Dalam sebuah hadits, Rasulullah mengabarkan

,إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ وَلَا عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاء

َ“Apabila seseorang masuk ke rumahnya dengan berzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala ketika masuk dan ketika hendak makan, berkatalah setan (kepada teman-temannya, -ed.), ‘Tidak ada tempat bermalam dan makan malam bagi kalian.’
 Apabila dia masuk tanpa menyebut nama Allah, setan berkata, ‘Kalian mendapat tempat bermalam.’ Apabila dia juga tidak berzikir ketika hendak makan, setan berkata, ‘Kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan malam’.” (HR. Muslim no. 3762)

👉3. Menjaga mereka di awal malam.Rasulullah juga memberi kita tuntunan untuk menjaga diri, anak,dan rumah kita dari setan. Beliau bersabda

,إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ أَوْ أَمْسَيْتُمْ فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ وَأَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا، وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ، وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ،وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوا عَلَيْهَا شَيْئًا، وَأَطْفِئُوا مَصَابِيحَكُمْ

“Apabila malam telah datang atau pada waktu sore, tahanlah anak-anak kalian karena setan sedang berkeliaran ketika itu. Apabila telah berlalu sesaat dari awal malam, biarkanlah mereka. Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Allah (membaca basmalah) karena setan tidak  membuka pintu yang ditutup (dengan menyebut nama Allah). Tutuplah tempat minum kalian dan sebutlah          nama Allah. Tutuplah bejana-bejana kalian dengan menyebut nama Allah, walaupun dengan membentangkan sesuatu di atasnya, dan padamkanlah lampu-lampu kalian.” (Muttafaqun ‘alaihi)

☝Mungkin kebanyakan kaum muslimin masih asing dengan adab-adab ini. Tidak sedikit dari mereka yang belum hafal, bahkan belum pernah tahu tentang doa memintakan perlindungan bagi anak-anak tersebut. Banyak pula dari mereka yang keluar masuk rumah pada malam hari dengan ringan tanpa membaca basmalah. Bahkan, terkadang mereka biarkan pintu dan jendela terbuka lebar. Mereka biarkan pula anak-anak bermain, berkeliaran di luar rumah setelah matahari terbenam. Lebih-lebih masalah menutup tempat minum dan bejana dengan menyebut nama Allah.

☝Sungguh, adab-adab ini masih jarang diamalkan oleh kaum muslimin. Allahul musta’an.Semua ini tidak lain disebabkan kurangnya ilmu mereka tentang teladan-teladan Rasulullah dalam kehidupan. Oleh karena itu, kita berharap agar Allah senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semua untuk selalu mengamalkan Sunnah Rasulullah dalam segala sisi kehidupan, termasuk dalam hal perlindungan terhadap buah hati kita.

👐Mudah-mudahan mereka tumbuh dengan aman, tanpa tersentuh oleh godaan dan gangguan setan.Semoga, dengan penjelasan singkat ini, kaum muslimin semakin tahu arti penting perlindungan terhadap anak-anak,lalu mengamalkannya dalam keseharian mereka. Hanya Allahlah yang memberikan petunjuk.




Wallahu a'lamu bishshawab.
📪 Sumber:
Http://qonitah.com

Segenap Asa dalam Sebuah Nama

Segenap Asa dalam Sebuah Nama
********************

✏ Al-Ustadzah Ummu Abdirrahman Anisah bintu ‘Imran

🌷Memberikan nama yang baik adalah salah satu tugas orang tua bagi anaknya yang baru lahir.

☝Ada aturan-aturan yang harus diikuti orang tua agar nama anak bisa memberikan kebaikan dan berkah bagi pemiliknya.

🌹Sosok mungil itu telah ada dalam dekapan hangat sang ibu.

👋Tibalah saat dia mendengar sapaan sang ayah yang penuh kasih sayang, memanggilnya dengan nama yang diberikan baginya. Nama yang indah,disertai dengan harapan yang membuncah, semoga perjalanan hidup si buah hati kelak akan sebaik nama yang disandangnya.

🎈Barangkali jauh hari sebelum si kecil lahir ke dunia, tak kurang banyaknya nama yang dirancang oleh ayah dan ibu, dilatari oleh sekian banyak pertimbangan.

👉Ada yang ingin menamai anaknya dengan nama tokoh yang dikagumi disertai harapan, anaknya akan sehebat tokoh peristiwa itu.

☝Ada pula yang sekedar mempertimbangkan faktor “keren dan enak didengar”.

🎈Si kecil tumpuan harapan, sudah semestinya ayah bunda memberikan nama yang terbaik bagi dirinya, nama yang dicintai oleh Rabb semesta alam. Tidak ada jalan lain untuk mendapatkannya, kecuali menelaah kembali, bagaimana Allah dan Rasul-Nya  menerangkan seputar seluk-beluk nama kepada kita.

☝Pada hari pertama hadirnya buah hati di dunia, sang ayah boleh memberikan nama padanya. Kita bisa menyimak kisah pemberian nama Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam pada putranya, Ibrahim.“Semalam telah lahir anak laki-lakiku, maka aku beri nama dia dengan nama ayahku, Ibrahim.” (Shahih, HR. Muslim no. 2315)

☝Al-Imam An-Nawawi Rahimahullah menjelaskan bahwa kisah ini menunjukkan bolehnya memberikan nama anak pada hari kelahirannya. (Syarh Shahih Muslim, 15/75)

✋Juga kisah-kisah lainnya ketika para shahabat  membawa anaknya yang baru lahir ke hadapan Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam, beliau memberikan nama pada hari itu juga.

👍👍Kita lihat dalam kisah kelahiran Abdullah bin Az-Zubair Radhiyallahu 'anhu ketika Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam  men-tahnik-nya:“Kemudian beliau mengusapnya dan mendoakan kebaikan baginya, serta memberinya nama Abdullah.” (Shahih, HR. Muslim no. 2146)

✋Demikian pula dalam kisah lahirnya Abdullah bin Abi Thalhah Radhiyallahu 'anhu, ketika Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu membawanya ke hadapan beliau:“Kemudian beliau mentahniknya dan memberinya nama Abdullah.” (Shahih, HR. Muslim no. 2144)

👉Juga ketika Abu Usaid Radhiyallahu'anhu membawa putranya kepada Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam  pada hari kelahirannya:“Maka pada hari itu beliau memberinya nama Al-Mundzir.” (Shahih, HR. Al Bukhari no. 6191 dan Muslim no. 2149)

👋Begitu pula penuturan Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu''anhu :“Telah lahir anak laki-lakiku, lalu aku membawanya kepada Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya dengan kurma.” (HR. Muslim no. 2145)

👋Namun di sisi lain, kita dengar penjelasan bahwa seorang anak diberi nama pada hari ketujuh, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam melalui lisannya yang mulia:
“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, maka pada hari ketujuh disembelih hewan, dicukur rambutnya dan diberi nama.” (HR. Abu Dawud no. 2838)

☝Untuk memahami dua sisi ini, kita buka penjelasan Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-‘Asqalani Rahimahullah. Beliau mengatakan bahwa anak yang tak hendak diaqiqahi, maka pemberian namanya tidak ditangguhkan hingga hari ketujuh, sebagaimana yang terjadi dalam kisah Ibrahim bin Abi Musa, Abdullah bin Abi Thalhah, demikian pula Ibrahim putra Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam dan Abdullah bin Az-Zubair, karena tidak ada penukilan yang menyatakan bahwa salah seorang diantara mereka diaqiqahi. Sedangkan anak yang hendak diaqiqahi, maka pemberian namanya ditangguhkan hingga hari ketujuh sebagaimana yang ada dalam hadits-hadits lain. (Fathul Bari, 9/501)

☝Pun ayah bunda tak lupa memilihkan nama terbaik bagi anaknya.
Namun toh semua itu tetap tak lepas dari tinjauan syariat, ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam telah memberikan tuntunan:“Sesungguhnya nama yang paling dicintai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.” (HR. Muslim no. 2132

👋Ucapan Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam  ini menunjukkan keutamaan kedua nama itu atas seluruh nama, demikian dijelaskan oleh Al-Imam An-Nawawi (Syarh Shahih Muslim, 14/113).

👉Ayah dan ibu pun bisa memilihkan nama dari deretan nama-nama para nabi.
👉Bahkan demikian yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam  bagi putranya, dan demikian pula yang beliau berikan kepada anak-anak shahabatnya. Beliau berikan nama Ibrahim kepada anak Abu Musa Al-Asy’ari, dan Yusuf kepada anak Abdullah bin Salam, sebagaimana dikisahkan sendiri oleh Yusuf bin Abdillah bin Salam:“Rasulullah memberiku nama Yusuf dan mendudukkan aku di pangkuan beliau serta mengusap kepalaku.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 282 bahwa isnadnya shahih)

👋Tak layak dilalaikan, ada nama-nama yang haram disandang.Kita bisa melihat penjelasan Rasulullah mengenai hal ini.“Sesungguhnya nama yang paling hina di sisi Allah adalah seseorang yang bernama Malikul Amlak (raja dari seluruh raja).”

👉Ibnu Abi Syaibah menambahkan dalam riwayatnya: “Tidak ada raja kecuali Allah Ta'ala.” Al-Asy’atsi berkata bahwa Sufyan mengatakan:”Seperti Syahan Syah.” (HR. Al-Bukhari no.6206 dan Muslimno. 2143)

☝Kita simak ucapan Al-Imam An-Nawawi Rahimahullah ketika menjelaskan hadits ini. Beliau mengatakan bahwa pemakaian nama ini haram, demikian pula memakai nama-nama Allah Subhanahu wa ta'ala yang khusus bagi diri-Nya, seperti Al-Quddus (Yang Maha Suci), Al-Muhaimin (Yang Maha Memelihara), Khaliqul Khalq (Pencipta seluruh makhluk), dan sebagainya. (Syarh Shahih Muslim, 14/122)

👎Penamaan yang terlarang ini tidak hanya mencakup dalam lafadz bahasa Arab, namun lafadz dalam bahasa lain apabila maknanya demikian pun terlarang.

☝Kita lihat dalam hadits di atas, Sufyan bin ‘Uyainah Rahimahullah memasukkan nama Syahan Syah –yang bukan berasal dari lafadz bahasa Arab namun bermakna serupa dengan Malikul Amlak– dalam larangan ini.

👋Hal ini dijelaskan oleh Al-Imam Al-Mubarakfuri. Beliau menyatakan bahwa Sufyan bin ‘Uyainah memberikan peringatan bahwa nama yang tercela ini tidak terbatas pada Malikul Amlak saja.

👉Akan tetapi, seluruh nama yang menunjukkan makna tersebut dengan bahasa apa pun termasuk dalam larangan ini. (Tuhfatul Ahwadzi, 8/102)

☝Begitu pula nama-nama yang mengandung tazkiyah(1) ataupun nama-nama yang buruk, sehingga didapati kisah-kisah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mengganti nama-nama itu dengan nama yang lebih baik.

☝Inilah penuturan Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu 'anhumaa, mengungkapkan apa yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam:

“Anak perempuan ‘Umar bin Al-Khaththab bernama ‘Ashiyah (wanita yang suka bermaksiat), maka Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam  memberinya nama Jamilah (wanita yang cantik).” (Shahih, HR. Muslim no. 2139)

✋Ibnul Atsir Rahimahullah mengatakan –dalam penjelasan beliau yang dinukil di dalam ‘Aunul Ma’bud– bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam  mengganti nama ‘Ashiyah tersebut karena syi’ar seseorang yang beriman adalah taat kepada Allah, sementara kemaksiatan adalah lawan dari ketaatan. (‘Aunul Ma’bud, 13/201)

👋Selain itu, ada pula putri Abu Salamah yang semula bernama Barrah (wanita yang suci) kemudian diganti oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam  dengan nama Zainab. Dia mengisahkan sendiri peristiwa ini:“Dulu aku bernama Barrah, kemudian Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam  memberiku nama Zainab.” (Shahih, HR. Muslim no. 2142)

✋Bahkan kedua istri beliau, Zainab bintu Jahsy dan Juwairiyah bintu Al-Harits Radhiyallahu 'anhumaa semula bernama Barrah, kemudian beliau mengganti nama mereka berdua. (Shahih, HR. Muslimno. 2140 dan 2141)

👋Al-Imam An-Nawawi Rahimahullah memberikan penjelasan bahwa hadits-hadits di atas mengandung makna penggantian nama yang jelek atau nama yang dibenci menjadi nama yang baik.

✋Telah pasti pula adanya hadits-hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mengganti nama banyak shahabat.

☝Beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan pula bahwa alasan penggantian nama ini ada dua, yaitu

👉karena mengandung tazkiyah (pensucian diri)

👉atau dikhawatirkan terjatuh dalam tathayyur(2). (Syarh Shahih Muslim, 14/120-121)

✋Kita lihat dalam kisah Ibnu ‘Umar Radhiyallahu 'anhu  di atas, Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam tidak mengganti nama putri ‘Umar bin Al-Khaththab menjadi Muthi’ah (wanita yang taat) –padahal lawan dari kata ‘Ashiyah adalah Muthi’ah– karena ditakutkan nama tersebut mengandung tazkiyah. (‘Aunul Ma’bud, 13/201)

☝Ada satu hal yang perlu diketahui, dalam Islam disyariatkan memanggil seseorang dengan nama kunyah(3 ) walaupun orang itu belum memiliki anak.

👋Demikian pula yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam kepada seorang anak kecil, seperti yang kita dengar dalam penuturan oleh Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu :

🎀Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam  adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan aku mempunyai saudara laki-laki yang telah disapih yang dipanggil Abu ‘Umair. Apabila Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam  datang kemudian melihatnya, beliau biasanya mengatakan: ‘Wahai Abu ‘Umair! Apa yang dilakukan burung kecilmu?’ Dia biasa bermain-main dengan burung kecil itu.”
 (Shahih, HR. Muslim no. 2150)

☝Perbuatan Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam ini menunjukkan bolehnya memberikan nama kunyah kepada seseorang yang belum memiliki anak atau kepada anak-anak, dan ini bukan termasuk dusta.

☝Demikian dijelaskan oleh Al-Imam An-Nawawi Rahimahullah  ketika membicarakan hadits ini.
(Syarh Shahih Muslim, 14/129)

👍👍Manakala telah gamblang tuntunan Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam , apakah selayaknya seorang ayah atau seorang ibu –yang ingin memberikan seluruh kebaikan bagi putra-putrinya yang mengemban segenap harapan mereka– akan melalaikan hal ini? Karena bagaimanapun, sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam.


Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.

📝Catatan Kaki:

🍎1.  Tazkiyah adalah nama yang mengandung pensucian.

🍎2  Tathayyur adalah anggapan untung/ sial karena adanya suatu tanda, misalnya burung, hari, bulan, dll.

🍎3  Kunyah adalah nama yang menggunakan Abu atau Ummu, biasanya diambil dari nama anak pertama atau anak laki-laki pertama.Atau yang diawali dengan Ibnu atau Bintu.



📪 Sumber:
http://asysyariah.com/segenap-asa-dalam-sebuah-nama/

Anak Saleh, Sebuah Dambaan

🎀🌷🌷🎀🌷🌷🎀

Anak Saleh, Sebuah Dambaan
*******************

✏Oleh: Ustadzah Ummu ‘Umar


🌷Siapa yang tidak ingin memiliki anak yang saleh, berakhlak mulia, dan berbakti kepada orang tua?, setiap orang yang berakal sehat pasti sangat mendambakannya.

👋Bahkan, orang tua yang bergelimang kemaksiatan pun, saat berpikir sehat, tentu tidak ingin anaknya melakukan hal yang sama dengan yang ia lakukan.

👍Memang, anak saleh adalah anugerah yang sangat besar bagi setiap hamba. Betapa tidak, budi pekerti mereka yang indah akan senantiasa menyejukkan pandangan orang tua. Terlebih lagi seorang muslim yang mengetahui bahwa anak adalah hasil usahanya, sehingga saat anak-anak beramal saleh, orang tua pun mendapat bagian pahalanya.

☝ Bahkan, ketika orang tua telah tiada, hanya anak salehlah yang mengingatnya, mendoakan kebaikan, dan memintakan ampunan untuknya.

👍Demikian besar nikmat tersebut sehingga seorang muslim tentu akan selalu berusaha mendapatkannya, sejak dari memilih pasangan yang saleh atau salehah, menambah pengetahuan tentang cara tepat mendidik anak, mendoakan kebaikan untuk anak, hingga berbagai usaha lainnya.

☝Namun, dalam menempuh seluruh usaha itu, perlu kita ingat bahwa kita hanyalah manusia biasa. Kita makhluk lemah yang hanya bisa berusaha tanpa bisa menentukan hasil yang didapat.

✋Seperti itu pula halnya mendidik anak. Para orang tua hanya mampu berusaha semaksimal mungkin, adapun yang bisa memberikan petunjuk kepada seluruh manusia, termasuk anak-anak, adalah Allah ta'ala semata, tidak ada yang lain.
Allah sajalah yang memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.

👋Demikian pula sebaliknya.Contoh nyata dapat kita lihat dari kehidupan para nabi. Nabi Nuh 'alaihis salaam rasul pertama yang Allah ta'alaa utus di muka bumi ini, tidak diragukan, seorang rasul tentu menginginkan kebaikan bagi seluruh manusia, terlebih keluarganya. Tidak diragukan pula ilmu yang dimilikinya, karena beliau langsung menerima wahyu dari Allah ta'alaa.

👋 Namun, siapa yang mampu menolak ketentuan Allah? Ternyata, putra beliau sendiri tidak mau beriman dan enggan mendengarkan kata-kata sang ayah.

🌷Allah Ta'alaa mengisahkan dalam al-Qur’an, saat banjir mulai melanda kaum Nabi Nuh 'alaihis salaam,  beliau memerintahkan orang-orang untuk naik ke atas kapal agar selamat. Demikian pula kepada keluarga tercinta, Beliau 'alaihis salaam juga memerintah sang putra untuk ikut serta naik ke kapal itu.

👎 Namun, apa jawaban sang putra?

“Anaknya menjawab, ‘Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang akan melindungiku dari air bah.’
Nuh berkata, ‘Tidak ada yang bisa melindungi pada hari ini dari azab Allah selain Allah saja Yang Maha Penyayang.’
Gelombang pun menjadi penghalang antara keduanya,maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.”(Hud: 43)

☝Setelah itu, Nabi Nuh 'alaihis salaam menyeru kepada Allah Ta'ala bahwa putra beliau adalah bagian dari keluarganya. Beliau menginginkan agar putranya selamat dari api neraka pada hari kiamat. Namun, Allah ta'alaa menegur Nabi Nuh sehingga beliau pun meminta ampun kepada Allah

“Nuh berkata, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Sekiranya Engkau tidak memberikan ampun kepadaku dan tidak mengasihiku,niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi’.”
(Hud: 47)

☝Contoh lain adalah kisah Nabi Ibrahim 'alaihis salaam. Beliau hidup di tengah-tengah masyarakat yang menyekutukan Allah Ta'ala,

✋Bahkan, ayah beliau sendiri adalah orang yang membuat patung-patung untuk disembah.

👋Namun sungguh indah ketetapan Allah ta'ala, Ibrahim 'alaihis salaam, anaknya, menjadi orang yang mentauhidkan-Nya tidak bisa dicegah oleh seorang pun.

 💡Coba kita pikirkan, di lingkungan yang penuh kesyirikan itu, siapa yang mengajari Nabi Ibrahim 'alaihis salaam?
Siapa yang membuat beliau tidak nyaman berada di tengah masyarakat beliau?
Siapa yang membuat beliau membenci kesyirikan?
Tidak lain, hanya Allah yang bisa melakukan itu semua. Allahlah yang memberikan petunjuk ke dalam dada beliau.

✋Demikian pula Nabi Ibrahim 'alaihis salaam, tidak bisa memberikan petunjuk kepada sang ayah. Allah menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim 'alaihis salaam,  berusaha menasihati sang ayah dengan perkataan yang lembut. Beliau memanggil sang ayah dengan panggilan yang menunjukkan kasih sayang anak terhadap bapaknya. Namun, apa jawaban sang ayah? Dia mengatakan

“Bapaknya berkata, ‘Apakah kamu membenci tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama’.”
(Maryam: 46)

☝Demikianlah, gambaran dari kisah di atas, seorang yang saleh, tetapi anaknya tidak meniru kesalehannya.

👋Di sisi lain, ada orang yang jahat, bahkan kafir atau musyrik, tetapi anaknya diberi petunjuk oleh Allah Subhaanahu wa ta'aala sehingga menjadi orang yang saleh.

👉Masih banyak contoh mengenai hal ini. Bahkan, kenyataan ini kerap terjadi di lingkungan masyarakat kita.

✋Oleh karena itu, semakin teranglah, bahwa tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepada seorang hamba melainkan hanya Allah  Subhaanahu wa ta'alaa semata.

☝Namun, Pembaca, hal ini tidak lantas membuat orang tua menyerah tanpa berusaha. Mereka justru harus bersemangat mengusahakan kesalehan anak-anak mereka.

👍Sebab, di samping realita yang disebutkan di atas, sering kita dapati pula kesalehan orang tua menjadi satu sebab kesalehan anak, dengan petunjuk dari Allah  Subhaanahu wa ta'alaa tentunya. Sebutlah sebagai contoh, Nabi Ibrahim 'alaihis salaam

☝Beliau dijuluki bapak para nabi karena banyak keturunannya yang menjadi nabi.

👉Nabi Sulaiman 'alaihis salaam, ayah beliau seorang nabi.

☝Demikian pula halnya para sahabat. Banyak sahabat yang mulia memiliki keturunan yang mulia pula.

☝Begitu pula para ulama, banyak di antara keturunannya menjadi ulama juga.

👍Jadi, orang tua mesti berusaha mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang saleh.

☝ Namun, mereka harus senantiasa ingat bahwa hanya Allahlah yang memberikan petunjuk.

👐Maka dari itu, kita harus senantiasa berdoa, memohon kesalehan bagi keturunan-keturunan kita. Hal ini telah diteladankan oleh para nabi. Mereka senantiasa memohon kepada Allah agar dikaruniai anak yang saleh.Nabi Zakaria 'alaihis salaam berdoa,

“… maka anugerahilah aku dari sisi-Mu seorang putra yang akan mewarisiku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub, dan jadikanlah dia, wahai Rabb-ku, seorang yang diridhai.”
(Maryam: 5-6)

🌷Beliau juga berdoa,


“Wahai Rabb-ku, anugerahkanlah kepadaku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”
(Ali ‘Imran: 38)

☝Seperti itu pula yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim 'alaihis salaam. Banyak doa beliau yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Dalam al-Qur’an. Di antaranya:ﯯ  ﯰ  ﯱ  ﯲ  ﯳ    

 “Wahai Rabb-ku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.”(ash-Shaffat: 100)

👐Dalam ayat lain, beliau juga berdoa

“… dan jauhkan aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala.”(Ibrahim: 35)

☝Demikianlah, Pembaca, semestinya kita menyadari bahwa Dia semata yang mampu memberikan petunjuk. Bagi kita hanya diberikan ruang untuk berdoa dan berusaha dengan sungguh-sungguh. Hanya kepada-Nya kita memohon anak yang saleh.

Wallahu a’lam.

📪 Sumber;
Http://qonitah.com.

Dampak Buruk Sering Marah dan Membentak Anak

💡 Info Psikologis:

〰📢〰📢〰📢〰

DAMPAK BURUK SERING MARAH  dan MEMBENTAK ANAK
        〰🔇🔇🔇〰

💧Apakah Antuna suka marah  dan membentak pada anak?

Wahai Ummah, ketahuilah, sebaik-baik teladan adalah Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Dalam segala aspek kehidupan. Termasuk dalam hal mendidik anak.

Sekian banyak kitab-kitab ulama membahas mengenai tarbiyah aulad-pendidikan anak-.

Maka kita wajib mengilmuinya terutama Bagi kita yang telah menyandang gelar "orang tua".

⚠Dan artikel Psikologis berikut sama sekali tidak ditujukan untuk mengesampingkan sebaik-baik ajaran yakni - Islam 'ala fahmi salafyl ummah-

〰Akan tetapi, dengan ini penulis harapkan dapat menjadi ilmu tambahan bagi ummahat -khususnya- agar termotivasi lagi untuk menghindari membentak atau pun marah-marah.

🌙Dan inilah hasungan syariat untuk meninggalkan akhlak tercela tersebut:

➖🌹➖🌹➖🌹➖


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي،

 قَالَ: لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً،
قَالَ: لاَ تَغْضَبْ

((رواه البخاري))

[Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

“Berilah wasiat kepadaku”. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

 “Janganlah engkau marah”.
Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau:

 “Janganlah engkau marah”.

(HR. al-Bukhari)
➖🌹➖🌹➖🌹➖

Dan membentak itu identik dengan amarah. Bagi sebagian orang- terutama yang bertipe temperamental-maka jika marah, cenderung lisan dekat sekali dengan membentak.

❌Subhaanallah, Dari segi syariat maka telah jelas marah-marah Dan membentak itu merupakan akhlak tercela.

🔎Adapun Dari segi Psikologis, tahukah Anda bahwa :
"sering memarahi anak dengan membentaknya juga termasuk dalam bentuk kekerasan verbal yang bisa memengaruhi psikis anak"

Seorang psikolog  anak dan remaja Ratih Zulhaqqi, M.Psi mengutarakan bahwa

"Terbiasa dimarahi dan dibentak, apalagi anak pada dasarnya tidak merasa mendapat kekerasan karena hal itu dilakukan orang terdekat seperti orang tua atau saudara, terbentuklah pemikiran bahwa membentak, memukul dan tindak kekerasan lain adalah bentuk kasih sayang,"

🌾Aduhai,
Alangkah berdosanya kita, jika membiasakan marah-marah Dan membentak pada putra/i kita. Disamping jelas  melanggar syariat yang mulia ini, ternyata secara Psikologis dampaknya :

❌Disadari atau tidak,kebiasaan  membentak anak sama dengan menanamkan persepsi pada buah hati kita bahwa itu adalah sebuah bentuk kasih sayang.
Na'udzubillah.

❌Selain hal diatas, kebiasaan MARAH dan membentak anak dapat berakibat sbb:

Akibatnya;
1⃣Anak akan meniru hal tersebut dalam kesehariannya.

2⃣Dia jadi mudah marah, sulit mengendalikan, emosi, dan suka teriak-teriak.

3⃣ Anak bisa jadi selalu cemas, merasa tidak aman, tidak nyaman

4⃣Anak menjadi tidak percaya diri dan tidak bisa memposisikan dirinya dengan tepat,

Itu masih 4 poin,
إنّا لله و إّنا إليه راجعون...

Mungkin ada sekian poin dampak negatif lain dalam ilmu Psikologi.

Wahai Ummah....
Setidaknya yang 4 ini saja sudah membuat hati kita terpanggil untuk menyudahi kebiasaan jelek dalam mendidik selama ini.

🌹Adapun yang sudah diberi taufiq-Nya selalu sabar dalam mendidik anak-anak, bisa menahan emosi, amarah Dan meninggalkan membentak-bentak ..maka bersyukurlah Anda...
Sungguh Nikmat yang luar biasa karena disana ada makhluk Allah yang dilahirkan dengan watak temperamental -MUDAH marah, membentak bahkan memukul-

Na'udzubillah...

Sebelum menyudahi tulisan ini ana ingin mengajak Antuna untuk  merenungi ucapan Ulama Salaf berikut:

💎‘Umar bin Abdul ‘Aziz t berkata:
 “Telah beruntung orang yang dijaga dari hawa nafsu, kemarahan, dan ketamakan.”

💎Ja’far bin Muhammad  berkata:
“Kemarahan itu adalah kunci dari segala macam kejelekan.”

💎Dikatakan kepada Ibnul Mubarak:
“Himpunkanlah untuk kami akhlak-akhlak yang baik dalam satu kata!”
Beliau mengatakan: “Meninggalkan marah.”

(Jami’ul ‘Ulum Wal Hikam, hal. 372, 379)

💎Ibnul Qayyim  berkata:
“Kemarahan itu membinasakan. Dia merusak akal sebagaimana khamr dapat menghilangkan kesadaran.”

(An-Nubadz fi Adabi Thalabil ‘Ilmi hal. 155)

🌸 Akhir kata,
Sungguh tak ada kebaikan sama sekali pada amarah yg didasari emosi belaka.

Maka sebagai ibu,
Sudah menjadi kemestian untuk berSABAR.
Menghadapi anak-anak, yang itu adalah amanah dari Allah dengan sebaik-baik akhlak.
Ingatlah: "Ibu adalah sekolah pertama"



🏡Darimu kami belajar Ibu..
Kami ingin menjadi anak shalih Dan shalihah, maka didiklah Kami dengan akhlak mulia...


بارك الله فيكم..
الحمد لله..
Semoga tulisan ini menjadi pengingat untuk penulis secara pribadi.
Kita memohon Hidayah Dan  taufiq-Nya...

أختكن في الله
أم عبد الله ناجية

📚sumber bacaan:

http://asysyariah.com/marah/
http://m.detik.com/health/read/2014/07/23/171510/2646327/1301/sering-membentak-anak-saat-marah-ini-dampak-negatifnya-bagi-psikis-anak

Metode Pendidikan Anak Dalam Bentuk Hukuman (Bagian 3)

Metode pendidikan anak dalam bentuk hukuman.3⃣
*****************


🌷 Metedo lain yang dapat  diterapkan tatkala buah hati kita melakukan kesalahan adalah memaafkan.

☝Memaafkan kesalahan anak lebih baik daripada menghukum anak.
( Faidah dari syaikhah
Ummu Abdillah Zainab Hafizhahullah).

👉 Lihatlah bagaimana perlakuan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam kepada sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu semasa beliau kecil menjadi khadim Radulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam,
Selama 10 tahun bersama Rasulullah tidak sekalipun Anas bin Malik mendapatkan Rasulullah marah disebabkan kesalahan yg dilakukannya.

👋 Betapa indahnya syariat ini...
Anak yg melakukan pelanggaran Syariat ( Sholat) setelah berusia 10 tahun baru medapatkan pukulan itupun bukan pukulan yg menyakitkan anak.

☝Lalu bagaimana dengan kesalahan yg buah hati kita lakukan berupa kenakalan yang wajar dilakukan  anak kecil,
Apakah pantas mereka mendapatkan kecaman bahkan hukuman?

👐Semoga Allah mengaruniakan kita anak yg sholih, yang bukan hanya didunia kita menikmati bakti mereka, akan tetapi di akhirat kelak mereka akan memberikan syafaat buat kita yang sarat akan lalai dan dosa-dosa ini...

و الذين يقولون ربنا هب لنا من أزواجنا  و ذريتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما

ربنا هب لبا من لدنك ذرية طيبا...

ربنا هب لنا من الصالحين.

📬 Faidah dari Tausiyyah Ustadzah Ummu Ubaidillah Hafizhahallah.( mudhirah Tahfizh Putri mahad darus salaf pendem sragen) kepada pengurus dan Pengajar. Awal ajaran baru
Pada tanggal 10 syawal 1436 H/ 27 juli 2015.
Dengan beberapa tambahan.

Metode Pendidikan Anak Dalam Bentuk Hukuman (Bagian 2)

🌾🌷🌷🌾🌷🌷

Metode pendidikan anak dalam bentuk hukuman.2⃣
*****************


🌷 Metode lain yang bisa kita terapkan pada buah hati kita ketika melakukan kesalahan adalah:

🎈Berpura-pula tidak mengetahui anak telah melakukan kesalahan, akan tetapi tidak mengabaikan kesalahan tersebut.
( Arba'atu Akhtho'u fi Tarbiyyatil Abna Karya Al Imam Muhammad bin Ibrahim al Hamid)

✋Kita bisa menegur anak melalui nasehat kepada anak secara umum saat belajar misalnya, dengan memberikan contoh perbuatan yang telah anak lakukan.

👐Mudah-mudahan dengan nasihat yg kita uraikan dgn lemah lembut, mengingatkan ganjaran atas perbuatan yg dilakukan seorang hamba, serta istighfar jika terjatuh pada kesalahan dan perbuatan dosa. Juga keberanian meminta maaf dan keridhaan apabila kesalahan tersebut menyangkut haq makhluk lain. Akan menggerakkan hati anak untuk mengamalkannya biidznillah.

👋Secara naluriyah anak akan marah dan memberontak apabila aibnya di bongkar di hadapan manusia, apalagi disertai kemarahan kita juga ancaman serta hukuman.
Bukannya akan mengakui kesalahan dan bertaubat, ego  anak akan  menahannya (gengsi) mengakui kesalahan.

☝Yang tersisa, adalah tersakitinya perasaan buah hati kita,yg melahirkan kebencian dan pemberontakan.Anak akan  menjaga jarak serta berusaha mencari berbagai alasan hingga berdusta agar terhindar dari kemarahan serta hukuman  dari orang tua.
Yang berakhir dengan tanpa orang tua sadari dialah penyebab buah hatinya menjauh dari syariat ini dan berbuat kesalahan lain yg lebih parah sekedar pelampiasan.
Wal'iyadzubillah...

Semoga Allah melimpahkan kesabaran yg luas pada kita unk mendidik buah hati kita....Allahumma aamiin....

Bersambung insya Allah....

📬 Faidah dari Tausiyyah Ustadzah Ummu Ubaidillah ( mudhirah Tahfizh Putri mahad darus salaf pendem sragen) kepada pengurus dan Pengajar. Awal ajaran baru
Pada tanggal 10 syawal 1436 H/ 27 juli 2015.
Dengan beberapa tambahan.

RASULULLAH shallallahu ‘alaihi wassalam MENYAYANGI ANAK-ANAK

🍃🌻🌻🍃🌻🌻🍃

RASULULLAH shallallahu ‘alaihi wassalam MENYAYANGI ANAK-ANAK
~~~~~~~~~~~~~~~

✏-Ustadzah Ummu Umar Asma


🍊Pembaca, semoga Allah memberkahi kita semua.

✋Pada edisi kali ini kami bawakan kisah-kisah teladan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam dalam berlemah lembut kepada anak-anak.

👉Harapan kami, semoga kita semua bisa mencontoh beliau.

📚📜Berikut sebagian dari kisah-kisah tersebut.

🎀1⃣.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam mencium putra beliau, Ibrahim.

🍓  dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘,

دَخَلْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَبِي سَيْفٍ الْقَيْنِ وَكَانَ ظِئْرًا لِإِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَأَخَذَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِبْرَاهِيمَ فَقَبَّلَهُ وَشَمَّهُ“

Kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam masuk menemui Abu Saifal-Qain—istrinya adalah ibu susu Ibrahim (putra Rasulullah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam pun mengambil Ibrahim dan menciumnya.”(HR.al-Bukhari no. 1220)

🎀2⃣.Beliau shallallahu ‘alaihi wassalam bersedih saat kehilangan Ibrahim, Anas mengisahkan dalam lanjutan hadits di atas

,ثُمَّ دَخَلْنَا عَلَيْهِ بَعْدَ ذَلِكَ وَإِبْرَاهِيمُيَجُودُ بِنَفْسِهِ، فَجَعَلَتْ عَيْنَا رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَذْرِفَانِ، فَقَالَ لَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: وَأَنْتَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ فَقَالَ: يَا ابْنَ عَوْفٍ، إِنَّهَا رَحْمَةٌ. ثُمَّ أَتْبَعَهَا بِأُخْرَى، فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الْعَيْنَ تَدْمَعُ، وَالْقَلْبَ يَحْزَنُ، وَلَا نَقُولُ إِلَّا مَا يَرْضَى رَبُّنَا، وَإِنَّا بِفِرَاقِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ“

Kemudian kami mendatanginya lain waktu saat Ibrahim telah meninggal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam pun meneteskan air mata.Melihat hal itu, ‘Abdurrahman bin‘Auf Rahimahullah bertanya,‘Anda menangis,wahai. Rasulullah?’Beliau menjawab,‘Wahai Ibnu‘Auf,ini tangisan kasihsayang.’ Beliau menangis lagi dan berkata,‘Mata ini menangis dan hati ini bersedih, tetapi kami tidak mengucapkan kecuali kata-kata yang diridhai Rabb kami. Sungguh, karena perpisahan denganmu ini,wahai Ibrahim, kami sangat sedih’.”

🎀3⃣ Beliau membiarkan ‘Aisyah,yang saat itu masih kecil, bermain bersama teman-temannya.

🍓‘Aisyah radhiyallahu ‘anha sendiri yang mengisahkan hal Dia mengatakan

,كُنْتُ أَلْعَب
ُ بِالْبَنَاتِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَ لِي صَوَاحِبُ يَلْعَبْنَ مَعِي، فَكَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ يَتَقَمَّعْنَ مِنْهُ فَيُسَرِّبُهُنَّ إِلَيَّ فَيَلْعَبْنَ مَعِي

“Aku pernah bermain boneka di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam.Aku punya teman-teman yang biasa bermain bersamaku. Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam masuk rumah, mereka bersembunyi.Beliau lalu mengeluarkan mereka satu per satu sehingga mereka bermain bersamaku.”(HR.al-Bukhari no. 5665)

👋Berdasarkan hadits ini, para ulama menyebutkan bolehnya permainan boneka bagi anak perempuan. Hal ini dikecualikan dari larangan penyerupaan bentuk makhluk hidup secara umum. Sebab, dalam permainan boneka ini terdapat pendidikan bagi anak perempuan tentang urusan rumah tangga dan anak-anaknya kelak.

👋Demikian disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari(10/527).

🎀4⃣.Beliau memberikan hadiah berupa pakaian kepada anak-anak.

🍓Ummu Khalid Radhiyallahu ‘anha
mengisahkan

,قَدِمْتُ مِنْ أَرْضِ الْحَبَشَةِ وَأَنَا جُوَيْرِيَةٌ، فَكَسَانِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمِيصَةً لَهَا أَعْلَامٌ، فَجَعَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ الْأَعْلَامَ بِيَدِهِ وَيَقُولُ: سَنَاهْ سَنَاه

ْ“Aku datang dari negeri Habasyah saat masih kecil. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam memberiku pakaian bergaris.Beliau menyentuh garis-garis tersebut dengan tangan beliau seraya mengatakan,‘Bagus, bagus’.”(HR.al-Bukharino. 3585)

🎀5⃣.Beliau menunjukkan kecintaan terhadap anak kecil.

🍓 Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan

,خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَفِي طَائِفَةِ النَّهَارِ، لَا يُكَلِّمُنِي وَلَا أُكَلِّمُهُ، حَتَّى أَتَى سُوقَ بَنِي قَيْنُقَاعَ فَجَلَسَ بِفِنَاءِ بَيْتِ فَاطِمَةَ فَقَالَ: أَثَمَّ لُكَعُ؟ أَثَمَّ لُكَعُ؟ فَحَبَسَتْهُ شَيْئًا، فَظَنَنْتُ أَنَّهَا تُلْبِسُهُ سِخَابًا أَوْ تُغَسِّلُهُ، فَجَاءَ يَشْتَدُّ حَتَّى عَانَقَهُ وَقَبَّلَهُ وَقَالَ: اللَّهُمَّ أَحْبِبْهُ وَأَحِبَّ مَنْ يُحِبُّهُ“

Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam pernah keluar pada sebagian waktu siang.Beliau tidak mengajakku berbicara,demikian pula aku,tidak mengajak beliau berbicara.
Tibalah kami di pasar Bani Qainuqa’.
Beliau duduk di halaman rumah Fathimah kemudian bertanya,‘Apakah ada siKecil? Apakah ada si Kecil(Hasan, -ed.)?
’Fathimah pun menahan anak tersebut sebentar. Kami menyangka bahwa sang ibu memakaikan padanya sikhab(kalung dari cengkih,misk, gaharu, dan wewangian lainnya, -ed.)atau memandikannya.Kemudian, anak tersebut bergegas keluar. Beliau pun memeluk dan menciumnya, lalu berkata,‘Ya Allah,cintailah dia dan cintailah orang yang mencintainya’.”(Muttafaqun ‘alaihi)

🎀6⃣.Dalam shalat pun beliau menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak.

🍓Salah seorang sahabat, Abu Qatadah al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, menyampaikan

,أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي وَهُوَ حَامِلٌ أُمَامَةَ بِنْتَ زَيْنَبَ بِنْتِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلِأَبِي الْعَاصِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ عَبْدِ شَمْسٍ، فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَهَا وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam pernah shalat sambil menggendong Umamah,putri Zainab binti
Rasulullah shallallahu‘alaihi wassalam
dari Abul ‘Ash binar-Rabi’ bin‘Abdusyams. Apabila sujud, beliau meletakkannya. Ketika kembali berdiri, beliaupun kembali menggendongnya.”(Muttafaqun ‘alaih)

🎀7⃣.Beliau memanjangkan sujud untuk menyenangkan anak-anak.

🍓 ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu menceritakan

,كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي، فَإِذَا سَجَدَ وَثَبَ الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ عَلَى ظَهْرِهِ، فَإِذَا أَرَادُوا أَنْ يَمْنَعُوهُمَا أَشَارَ إِلَيْهِمْ أَنْ دَعُوهُمَا، فَلَمَّا قَضَى الصَّلَاةَ وَضَعَهُمَا فِي حِجْرِهِ وَقَالَ: مَنْ أَحَبَّنِي فَلْيُحِبَّ هَذَيْنِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam pernah shalat (dengan membawa al-Hasan danal-Husain,–pen.).
Apabila beliau sujud,kedua anak tersebut menaiki punggung beliau.
Ketika para sahabat ingin mencegah keduanya, beliau memberi isyarat agar mereka membiarkan keduanya. Seusai shalat, beliau memangku keduanya dan berkata,‘Barangsiapa mencintaiku, hendaknya dia mencintai ke dua anak ini’.”
(HR. Abu Ya’la, dinyatakan hasan oleh asy-Syaikhal-Albani dalam Silsilahash-Shahihahno. 312)

🎀8⃣.Beliau meringankan shalat saat mendengar tangis anak.

🍓Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pernah berkata

,مَا صَلَّيْتُ وَرَاءَ إِمَامٍ قَطُّ أَخَفَّ صَلَاةً وَلَا أَتَمَّ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَإِنْ كَانَ لَيَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَيُخَفِّفُ مَخَافَةَ أَنْ تُفْتَنَ أُمُّهُ

“Aku tidak pernah shalat di belakang imam yang lebih ringan dan sekaligus lebih sempurna shalatnya dari pada Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam.
Pernah beliau mendengar tangisan anak kecil,maka beliau ringankan shalat karena khawatir tangisan itu akan mengganggu konsentrasi ibu si anak.”
(HR.al-Bukharino. 667)

🌷9⃣.Beliau berempati terhadap anak kecil yang sedang bersedih.

🍓Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu mengisahkan

,كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْخُلُ عَلَيْنَا، وَلِي أَخٌ صَغْيرٌ يُكْنَىأَبَا عُمَيْرٍ، وَكَانَ لَهُ نُغَيْرٌ يَلْعَبُ بِهِفَمَاتَ، فَدَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَآهُ حَزِينًا، فَقَالَ: مَا شَأْنُهُ؟ قِيلَ لَهُ: مَاتَ نُغَرُهُ. فَقَالَ: يَا أَبَا عُمَيْرٍ، مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ؟

“Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam biasa menemui kami. Aku memiliki seorang adik laki-laki yang berkuniah Abu ‘Umair. Dia memiliki seekor burung kecil yang biasa ia mainkan.
Suatu saat, burung itu mati.Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam masuk ke tempat kami, beliau melihatnya sedang bersedih. Beliau bertanya kepada orang-orang,‘Mengapa dia bersedih?’
Mereka menjawab,‘Burung kecilnya mati.’Mendengar jawaban itu, beliaupun menyapanya,‘Hai Abu‘Umair,ada apa dengan burung kecilmu?’.”
(HR.al-Bukhari—dalam al-Adabul Mufrad—dan selain beliau, dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahihal-Adabal-Mufradno. 333)


☝Dari hadits ini para ulama mengambil banyak faedah
(pelajaran).

👍Dari faedah-faedah tersebut, yang berkaitan dengan anak-anak adalah:

👉*.Bolehnya memberi nama kuniah bagi anak kecil.

👉*.Bolehnya bercanda dengan anak kecil. Bahkan, hal ini adalah sunnah, bukan sekadar keringanan dalam syariat.

👉*.Disyariatkannya bersikap lembut kepada teman, baik teman yang masih kecil maupun yang sudah dewasa, dan menanyakan keadaan mereka.

👉*.Bolehnya anak kecil bermain dengan burung.

👉*.Bolehnya orang tua membiarkan anak kecil bermain dengan sesuatu yang diperbolehkan.

👉*.Bolehnya membelanjakan uang untuk menyenangkan anak kecil dengan sesuatu yang dibolehkan syariat.

👉*.Bolehnya menahan burung dalam sangkar, asalkan tetap memberinya makan dan minum.

👉*.Hendaknya anak kecil diajak bicara sesuai dengan kemampuan akalnya.

☝Demikianlah,pembaca, beberapa kisah tentang sikap lembut beliau kepada anak-anak.

👐Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita untuk senantiasa menerapkannya dalam kehidupan kita bersama buah kasih tercinta. Amin.

Wallahu  a'lamu bishshowab.

📪 http://qonitah.com.