Senin, 21 September 2015

Figur Ke-5 : Zainab bintu Jahsy رضي الله عنها

🎀Figur Shalihah Panutan Wanita Shalihah🎀

🌹Inilah dia wahai ibu...
Figur Wanita Shalihah,
Sebaik-baik cermin...
🔎Untuk kita berkaca padanya...

🌅 Figur Ke-5⃣

🌸〰🌸 Zainab bintu Jahsy رضي الله عنها🌸〰🌸

✏(ditulis oleh : Al-Ustadzah Ummu Abdirrahman bintu Imran حفظها الله)

💬 Terasa berat baginya kala itu menerima keputusan Rasul صلى الله عليه وسلم yang mulia. Wanita bangsawan harus bersanding dengan seorang bekas sahaya. Namun, segala keinginan dan kegundahan ditepisnya di hadapan Allah سبحانه وتعالى dan Rasul-Nya صلى الله عليه وسلم hingga menggiring keindahan hidup di sisi utusan Rabb-nya.

🌸 Wanita itu bernama Zainab bintu Jahsy bin Ri’ab bin Ya’mur bin Shabirah bin Murrah bin Katsir bin Ghanm bin Dudan bin Asad bin Khuzaimah al-Asadiyah رضي الله عنها. Semula ia bernama Barrah. Ibunya adalah bibi Rasulullah صلى الله عليه وسلم, Umaimah bintu ‘Abdil Muththalib bin Hasyim رضي الله عنها.

🌀Wanita bangsawan yang dipinang oleh Rasulullahصلى الله عليه وسلم untuk bekas budaknya yang pernah diangkat beliau sebagai anak, Zaid bin Haritsah رضي الله عنه. Entah bagaimana perasaan Zainab saat itu, seorang wanita bangsawan hendak menikah dengan seorang bekas budak. Serta-merta ia menolak tawaran Rasulullah صلى الله عليه وسلمkepadanya. Namun Rasulullah صلى الله عليه وسلم tetap bersikukuh.

⁉ Di tengah perbincangan itu, Allah سبحانه وتعالى menegur sikap Zainab, “Tidak layak bagi orang-orang yang beriman, laki-laki ataupun perempuan, apabila Allah dan Rasul-Nya menetapkan suatu perkara, akan ada pilihan lain dari urusan mereka.”

💦Tak ada pilihan lain bagi Zainab selain menerima apa yang diputuskan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلمatas dirinya. Tak boleh tersirat dalam dirinya selain kerelaan dan ketundukan, hingga terucap dari lisannya, “Aku ridha untuk menikah dengannya, wahai Rasulullah.”

💥 Dijalaninya hari-hari dalam mahligai rumah tangganya bersama Zaid bin Haritsah رضي الله عنه . Namun ketidaksesuaian di antara mereka tak dapat tersembunyi. Hingga akhirnya Zaid pun mengadukan segala yang ada antara dia dan Zainab kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

🗻 Sementara itu, telah sampai kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم berita dari langit, suatu ketika nanti Zaid akan menceraikan Zainab dan Zainab akan bersisian dengan beliau sebagai istri. Allah سبحانه وتعالىmenetapkan demikian untuk membatalkan adat pengangkatan anak (maksudnya ala jahiliah, yaitu mengadopsi anak dengan nasab kepada ayah angkat). Namun adat jahiliah pada masa itu memandang dengan penuh aib pada seseorang yang menikah dengan bekas istri anak angkatnya, hingga Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun menyembunyikan semua itu karena khawatir dengan pandangan manusia terhadap diri beliau.

🚫 Tatkala Zaid datang mengungkapkan apa yang terjadi, Muhammad صلى الله عليه وسلم mengatakan, “Bertakwalah kepada Allah dan tahanlah istrimu agar tetap di sisimu!”

🔆 Namun, siapa yang dapat menghalangi bila Allahسبحانه وتعالى telah menghendaki sesuatu ? Bahkan Allah سبحانه وتعالى akan melaksanakan apa yang Dia kehendaki. Allah سبحانه وتعالى turunkan kalam-Nya yang memberikan teguran kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

“Dan ingatlah ketika engkau berkata kepada orang yang telah Allah limpahkan nikmat kepadanya dan engkau pun telah memberikan nikmat kepadanya, ‘Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah’, sementara engkau menyembunyikan dalam hatimu apa yang Allah hendak menyatakannya, dan engkau takut kepada manusia, padahal Allah-lah yang lebih berhak untuk engkau takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya, Kami nikahkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang-orang yang beriman untuk menikahi istri-istri anak angkat mereka, apabila anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya terhadap istrinya. Sesungguhnya ketetapan Allah pasti terjadi.” (al-Ahzab: 37)

💐 Usai masa ‘iddah Zainab dari Zaid, Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan Zaid bin Haritsah رضي الله عنه  untuk menyampaikan pinangannya kepada Zainab bintu Jahsy رضي الله عنها. Bergegaslah Zaid memenuhi perintah Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Tatkala bertemu dengan Zainab, Zaid bin Haritsahرضي الله عنه  mengabarkan berita gembira itu, “Bergembiralah wahai Zainab, sesungguhnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم meminang dirimu.” Tak ada yang dilakukan Zainab saat itu kecuali mengagungkan Rabb-nya. Ia pun segera menegakkan shalat di tempat shalatnya.

🎀 Siapa yang tak berbangga dengan keutamaan seagung itu? Zainab bintu Jahsy رضي الله عنهاmenjalin ikatan pernikahan dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم bukan melalui tangan walinya, namun dengan kalam Rabb alam semesta yang senantiasa akan dibaca oleh segenap manusia. Allah سبحانه وتعالى menikahkan dirinya dari atas ‘Arsy-Nya tanpa saksi. Tergurat peristiwa besar ini pada bulan Dzulqa’dah tahun kelima setelah hijrah, tatkala Zainabرضي الله عنها memasuki usia 25 tahun.

💎 Zainab bintu Jahsy رضي الله عنها senantiasa berbangga dengan keutamaan ini di hadapan para istri Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang lainnya. Dia katakan, “Kalian dinikahkan oleh wali-wali kalian, sementara aku dinikahkan oleh Allah سبحانه وتعالىdari atas ‘Arsy-Nya.”

⛵Tak henti-henti keutamaan mengalir pada Zainab bintu Jahsy رضي الله عنها. Di awal langkahnya meniti kehidupan di sisi Rasulullah صلى الله عليه وسلم turun ayat yang memerintahkan tentang hijab.

🍗🍹 Kala itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengundang para sahabat untuk menghadiri walimah pernikahannya dengan Zainab. Mereka pun hadir menikmati apa yang terhidang, kemudian beranjak pulang. Tinggallah beberapa orang terus duduk di sisi Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam waktu lama, hingga beliau pun berdiri, kemudian keluar. Ketika itu, Anas bin Malik رضي الله عنه, pembantu Rasulullahصلى الله عليه وسلم, turut bangkit bersama beliau agar orang-orang yang masih tinggal itu ikut keluar. Rasulullah صلى الله عليه وسلم terus berjalan diiringi Anas bin Malik رضي الله عنه hingga berhenti di ambang pintu kamar ‘Aisyah رضي الله عنها.

💺 Saat itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengira, mereka semua telah keluar, sehingga beliau pun kembali bersama Anas رضي الله عنه. Namun ketika beliau hendak masuk menemui Zainab رضي الله عنها, ternyata mereka masih terus duduk-duduk. Beliau pun keluar kembali hingga tiba di depan ambang pintu kamar ‘Aisyah رضي الله عنها. Ketika beliau mengira bahwa mereka telah bubar, beliau kembali lagi, disertai Anas bin Malik رضي الله عنه. Ternyata orang-orang itu telah keluar.

❗Peristiwa ini diiringi dengan turunnya teguran dari Allah  سبحانه وتعالى :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَىٰ طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَٰكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ ۖ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ ۚ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ ۚ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًا ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah-rumah Nabi, kecuali bila kalian telah diizinkan untuk makan, tanpa menunggu-nunggu waktu masak makanannya. Akan tetapi, apabila kalian diundang, maka masuklah, dan apabila kalian telah selesai makan, segera keluarlah tanpa memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu mengganggu Nabi, dan Nabi merasa malu kepada kalian, sementara Allah tidak malu menerangkan yang benar. Apabila kalian meminta suatu keperluan kepada istri-istri Nabi, maka mintalah dari balik tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kalian menyakiti Rasulullah dan tidak boleh pula menikahi istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu teramat besar dosanya di sisi Allah.” (Al-Ahzab: 53)

🚪 Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun masuk menemui Zainab dan membentangkan tabir yang menutupi beliau dari Anas bin Malik رضي الله عنه. Saat Rasulullah صلى الله عليه وسلم bertemu dengannya itulah beliau mengganti namanya yang semula Barrah menjadi Zainab.

🌹Wanita bangsawan yang bertabur dengan kemuliaan. Salah satu wanita yang paling baik agamanya, paling takwa kepada Rabb-nya, paling benar ucapannya, paling gemar menyambung tali kasih sayang, dan paling banyak sedekahnya. Wanita yang selamat lisannya saat tersebar berita dusta tentang ‘Aisyahرضي الله عنها. Wanita yang biasa berbuat sesuatu dengan kedua tangannya, kemudian bersedekah dengan hasil buah tangannya untuk mendekatkan dirinya kepada Rabb-nya. Wanita yang sangat berhati-hati terhadap gemerlapnya dunia. Wanita yang senantiasa menundukkan diri kepada Rabb-nya. Wanita yang banyak puasa dan shalat malam. Wanita yang digelari dengan Ummul Masakin, ibu orang-orang miskin.

☔ Suatu saat di antara istri-istrinya, Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyampaikan kabar bahwasanya yang paling dahulu menyusul beliau ke hadapan Allahسبحانه وتعالى adalah yang paling panjang tangannya. Sepeninggal Rasulullah صلى الله عليه وسلم, para istri beliau saling memanjangkan tangannya, siapa di antara mereka yang paling panjang tangannya. Demikian yang senantiasa mereka lakukan, hingga Zainab bintu Jahsy رضي الله عنها wafat. Sementara Zainab bukanlah wanita yang tinggi dan bukan pula yang paling panjang tangannya di antara mereka. Mengertilah para istri Rasulullah صلى الله عليه وسلم, yang diinginkan oleh beliau adalah yang paling banyak sedekahnya.

📝 Pada masa pemerintahan ‘Umar bin al-Khaththabرضي الله عنه tahun ke-20 setelah hijrah, wanita yang mulia ini menghadap Rabb-nya. Kenangan tentang seluruh kebaikannya tergores dengan tinta emas di atas lembaran para ulama. Ayat-ayat yang turun tentang dirinya terus dibaca oleh manusia hingga akhir masa. Zainab bintu Jahsy, semoga Allah سبحانه وتعالى meridhainya.

Wallahu a’lamu bish-shawab.

📚 Sumber Bacaan :
〰Al-Ishabah, karya al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani (7/667—669)
〰Al-Isti’ab, karya al-Imam Ibnu ‘Abdil Barr (hlm. 1849—1851)
〰Fathul Bari, karya al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani (8/383—385, 11/24)
〰Siyar a’lamin Nubala’, karya al-Imam adz-Dzahabi (2/211—218)
〰Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, karya al-Imam Ibnu Katsir (3/497—500)
〰Taisirul Karimir Rahman, karya asy-Syaikh ‘Abdurrahman as-Sa’di (hlm. 665—666)

💻 http://asysyazriah.com/zainab-bintu-jahsy/

🎀مجموعة روضة الأطفال🎀

Bagi yang ingin mengambil faedah dari postingan RA yang telah lalu, antunna dapat mengunjungi blog kami :

🔗 http://tamananakshalih.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar