Rabu, 07 Oktober 2015

Figur Ke-7 : Maimunah bintu Al Harits رضي الله عنها

🎀Figur Shalihah Panutan Wanita Shalihah🎀

🌹Inilah dia wahai ibu...
Figur Wanita Shalihah,
Sebaik-baik cermin...
🔎Untuk kita berkaca padanya...

🌅 Figur Ke-7⃣

🌸〰🌸 Maimunah bintu Al Harits رضي الله عنها 🌸〰🌸
☔Anugrah Cinta Dalam Asa

 
✏(ditulis oleh : Al-Ustadzah Ummu Abdirrahman Anisah bintu ‘Imran حفظها الله )

 
🍃🍂 Untuk apakah kiranya rentang usia bila bukan untuk kemuliaan ? Berita kedatangan Khairul Anam di tanah kelahirannya dalam nuansa kemenangan Khaibar disambut oleh seorang wanita mulia dengan sarat harapan. Ingin menyatakan ketundukannya pada Rabbnya, ingin berdamping hidup dengan Rasul-Nya…

⛺Gema kemenangan pasukan kaum muslimin setelah merebut Khaibar terasa di Madinah. Tak selang berapa lama, pada bulan Dzulqa’dah tahun ketujuh setelah hijrah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم disertai para shahabat bersiap untuk menunaikan umrah qadha yang sempat tertunda setahun lamanya dengan adanya perjanjian Hudaibiyah. Kaum muslimin bermaksud menetap di Makkah, negeri yang mereka rindukan, selama tiga hari.

🌙 Berangkatlah Rasulullah صلى الله عليه وسلم ke negeri Makkah. Sementara di sana, ada seorang wanita mulia yang hendak menyongsong turunnya kebaikan dari sisi Rabbnya.

🌺 Wanita itu bernama Maimunah bintu Al-Harits bin Hazn bin Jabir bin Al-Hazm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal bin ‘Amir bin Sha’sha’ah bin Mu’awiyah bin Bakr bin Hawazin bin Manshur bin ‘Ikrimah bin Hafshah bin Qais Ailan bin Mudlar Al-Hilaliyah رضي الله عنها. Ibunya bernama Hindun bintu ‘Auf bin Zuhair bin Al-Harits.

💐 Saudara-saudara perempuannya adalah wanita-wanita yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, para ibu shahabat yang mulia. Di antara mereka ada Ummul Fadhl Lubabah Al-Kubra bintu Al-Harits رضي الله عنها, istri Al-’Abbas bin Abdul Muththalib رضي الله عنه, ibu Abdullah bin ‘Abbas رضي الله عنهما. Juga Lubabah Ash-Shughra bintu Al-Harits رضي الله عنها, istri Al-Walid bin Al-Mughirah, yang melahirkan Pedang Allah, Khalid ibnul Walid رضي الله عنه. Demikian pula saudaranya seibu, Asma bintu Umaisرضي الله عنها, istri Ja’far bin Abi Thalib رضي الله عنه, kemudian sepeninggal Ja’far رضي الله عنه menikah dengan Abu Bakr Ash-Shiddiq رضي الله عنه, dan disusul pernikahannya dengan ‘Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه setelah Abu Bakr رضي الله عنه wafat.

🌵 Sebelum masa kedatangan Islam, Maimunah yang kala itu masih bernama Barrah disunting oleh Mas’ud bin ‘Amr bin ‘Umair Ats-Tsaqafi. Namun perjalanan dua insan ini tak bertahan lama, karena harus berakhir dengan perceraian. Kemudian Maimunah menjalin ikatan pernikahan dengan Abu Rahm bin Abdil ‘Uzza. Namun, jalinan ini pun harus terurai karena Abu Rahm meninggal.

🇸🇦 🌴 Maimunah pun menjalani kesendiriannya di negeri Makkah. Dia berada di antara kaum muslimin yang menyembunyikan keimanan dalam jiwanya. Betapa inginnya Maimunah saat itu untuk mendapatkan kemuliaan sebagai salah satu di antara ibu-ibu kaum mukminin. Keinginannya pun terungkap di hadapan saudarinya, Ummul Fadhl رضي الله عنها, yang segera menyampaikan kepada suaminya, Al-‘Abbas رضي الله عنه.

✅ Al-’Abbas pun menyampaikan keinginan Maimunah kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم  . Dikatakan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم , “Sesungguhnya Maimunah telah menjanda. Apakah engkau suka bila kunikahkan engkau dengannya?” Rasulullah صلى الله عليه وسلم   menyambut keinginan itu.

🎀 Dalam perjalanannya ke negeri Makkah, Rasulullah mengutus Ja’far bin Abi Thalib رضي الله عنه yang kala itu baru kembali dari hijrahnya ke Habasyah bersama kaum muslimin untuk mendahului beliau memasuki Makkah. Melalui Ja’far bin Abi Thalib رضي الله عنه, Rasulullah صلى الله عليه وسلمmenyampaikan pinangan beliau terhadap Maimunahرضي الله عنها. Maimunah pun menyerahkan urusan pernikahan ini kepada Al-‘Abbas رضي الله عنه.

🎁 Pada tahun itu, Al-’Abbas menikahkan Maimunahرضي الله عنها dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم, dengan mahar 500 dirham. Maimunah رضي الله عنها akhirnya meninggalkan kesendiriannya, memasuki gerbang rumah tangga bersama seseorang yang teramat mulia, Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Dialah wanita terakhir yang memasuki perjalanan rumah tangga Rasulullah صلى الله عليه وسلم  .

💥 Namun, waktu berjalan begitu cepat. Setelah tiga hari berlalu, Suhail bin ‘Amr bersama serombongan penduduk Makkah mendatangi Rasulullah صلى الله عليه وسلم   seraya berkata, “Wahai Muhammad ! Cepat keluar dari sini! Ini adalah hari terakhir bagimu”. Mendengar ucapan itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم   berkata, “Biarkan aku sejenak di sini agar aku bisa bermalam dengan istriku. Aku akan membuat makanan untuk menjamu kalian”. Namun Suhail bin ‘Amr segera menukas, “Tidak!”

⛺ Akhirnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم   membawa serta Maimunah رضي الله عنها keluar dari negeri Makkah untuk kembali ke Madinah. Tiba di Sarf, sekitar 10 mil dari kota Makkah, beliau pun singgah. Di sana, di tenda Maimunah, beliau bermalam pengantin bersama Maimunah رضي الله عنها.

📚 Wanita mulia yang menginginkan kemuliaan. Dari kehidupan rumah tangganya, dia menimba banyak faidah dari suami tercinta. Betapa banyak deretan nama yang mengambil riwayat darinya, hingga tertulislah namanya menghiasi berbagai kitab yang merangkum hadits yang mulia.

☔ 🍃 Duhai, tibalah saat wanita mulia ini harus kembali kepada Rabbnya, meninggalkan keharuman kenangan akan segenap kebaikan. Nampak di antara orang-orang yang menshalati jenazahnya, Abdullah bin ‘Abbas رضي الله عنهما. Kala itu, Abdullah bin ‘Abbas رضي الله عنهما berpesan, “Kalau kalian mengangkat jenazahnya, hendaknya kalian berlemah lembut dan jangan menggoncangkannya, karena dia adalah ibu kalian”.

👣 Dibawalah Maimunah رضي الله عنها di atas pundak orang-orang yang mengusungnya atas perintah Ibnu ‘Abbas رضي الله عنهما. Lalu Ibnu ‘Abbas bersama kemenakan Maimunah رضي الله عنها yang lain, Yazid bin Al-Asham dan Abdullah bin Syaddad, disertai ‘Ubaidullah Al-Khaulani, seorang yatim yang ada di rumah Maimunah رضي الله عنها masuk ke dalam kubur Maimunah untuk meletakkan jenazahnya.

💦Pada tahun ke-51 setelah hijrah itu, Maimunah bintu Al-Harits رضي الله عنها meninggalkan kaum muslimin untuk selama-lamanya. Dia dikuburkan di Sarf, di tempat malam pengantinnya yang penuh kenangan bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم  .

🌾 Duhai, inilah saat berakhirnya catatan kehidupan seorang wanita mulia yang begitu berkesan, hingga ‘Aisyah رضي الله عنها pun mengatakan, “Telah pergi seorang yang paling takwa di antara kami, dan paling senang menyambung hubungan kasih sayang”.

🌸 Maimunah bintu Al-Harits, semoga Allah meridhainya…

Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.

 

📚 Sumber bacaan :

➲Al-Ishabah, karya Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-’Asqalani (8/126-128)
➲Al-Isti’ab, karya Al-Imam Ibnu Abdil Barr (4/1914-1918)
➲Siyar A’lamin Nubala, karya Al-Imam Adz-Dzahabi (2/238-245)
➲Tahdzibul Kamal, karya Al-Imam Al-Mizzi (35/312)
➲Thabaqatul Kubra, karya  Al-Imam Ibnu Sa’d (8/132-137)

💻 http://asysyariah.com/maimunah-bintu-al-harits-anugrah-cinta-dalam-asa/

🎀مجموعة روضة الأطفال🎀

Bagi yang ingin mengambil faedah dari postingan RA yang telah lalu, antunna dapat mengunjungi blog kami :

🔗 http://tamananakshalih.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar