Selasa, 14 April 2015

Motivasi Mengajari Si Kecil Menghafal Al Qur'an (Bag-1)

Bismillah,
Sebuah renungan,
Dan motivasi..
Kenapa saya harus mengajari anak saya menghafal Al Qur'an sejak kecil?

➖🌻🍃➖🌻🍃➖🌻🍃➖

👉Menghafal Kitabullah👈

(ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu Abdirrahman bintu Imran)

🎀 Kalau orang tua berbicara tentang cita-cita anak, biasanya yang tergambar adalah kemuliaan anak di masa mendatang. Entah sebagai apa pun dia nanti.

Namun, yang kita harapkan tentu bukanlah kemuliaan semu, tapi kemuliaan yang hakiki. Kalau berbicara tentang sesuatu yang hakiki, tentu rujukannya adalah syariat. Kita lihat apa yang ada dalam Kitabullah. Di sana disebutkan orang yang memiliki kemuliaan hakiki. Allah berfirman:

“Allah mempersaksikan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia, begitu pula para malaikat dan ahlul ilmi (mempersaksikan demikian) dalam keadaan mereka menegakkan keadilan.” (Ali ‘Imran: 18)

🍃Al-Imam al-Qurthubi  rahimahullah menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan keutamaan ilmu serta kemuliaan dan
keutamaan para ulama. Seandainya ada orang yang lebih
mulia daripada ulama, pastilah Allah akan menyertakan
mereka bersama penyebutan nama Allah dan malaikat-Nya, seperti halnya Allah menyertakan para ulama dalam ayat ini.
(al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 4/41)

🌸🌸🌸Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:

“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (al- Mujadilah: 11)

Ayat ini menerangkan bahwa Allah akan mengangkat orang- orang yang beriman beberapa derajat di atas orang-orang yang tidak beriman.
Allah juga akan mengangkat orang-orang yang berilmu beberapa derajat di atas orang-orang yang
beriman.
Jadi, orang yang beriman sekaligus berilmu akan diangkat oleh Allah beberapa derajat karena imannya, kemudian diangkat lagi beberapa derajat karena ilmunya.
(Fathul Qadir, 5/232)

🌹🌹🌹Tak hanya itu,
dalam as-Sunnah kita dapati pula Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀُ ﻭَﺭَﺛَﺔُ ﺍﻟْﺄَﻧْﺒِﻴَﺎﺀِ
“Ulama itu adalah pewaris para nabi.”

Sementara itu, kita telah mengetahui bahwa tidak ada
tingkatan yang lebih tinggi di atas tingkatan nubuwah
(kenabian). Dengan demikian, tentu tidak ada warisan yang
lebih mulia daripada warisan para nabi.

🍃🌷🍃Jelaslah, kalau KITA INGIN  ANAK-ANAK kita MULIA, kita harus mengARAHKAN mereka agar MENJADI ORANG-ORANG yang BERILMU.

👉Berarti, ada sederet panjang tugas kita dalam membimbing, mengarahkan, dan mengantarkan mereka dalam perjalanan menuntut ilmu. Kita perlu tahu, apa yang amat mereka butuhkan di awal perjalanan ini?

📖Dalam perjalanan menuntut ilmu, hendaknya anak-anak
mengawalinya dengan menghafal Al-Qur’an.

⚠Namun, ada anak-anak yang kurang berminat dan kurang tertarik untuk menghafal Al-Qur’an. Padahal—sekali lagi—ini merupakan bagian yang penting dalam perjalanannya menuntut ilmu.

🚦🏡Dalam keadaan seperti ini, dorongan orang tua amatlah dibutuhkan.

✒Demikian pula yang pernah dinasihatkan oleh Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah kepada para orang tua. Beliau mengatakan,

“Saya mengimbau saudara- saudara saya yang dikaruniai anak oleh Allah , hendaknya menyemangati anak-anaknya untuk mengikuti perkumpulan- perkumpulan tahfidz Al-Qur’an, dan selalu berpesan agar mereka mengikutinya secara teratur. Hal ini karena membaca Kitabullah adalah salah satu sebab datangnya kebaikan, dan baiknya anak merupakan kebaikan bagi orang tua, di dunia dan setelah wafatnya. Hal ini sebagaimana yang disabdakan
oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

ﺇِﺫَﺍ ﻣَﺎﺕَ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥُ ﺍﻧْﻘَﻄَﻊَ ﻋَﻨْﻪُ ﻋَﻤَﻠُﻪُ ﺇِﻟَّﺎ ﻣِﻦْ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔٍ، ﺇِﻟَّﺎ ﻣِﻦْ ﺻَﺪَﻗَﺔٍ ﺟَﺎﺭِﻳَﺔٍ، ﺃَﻭْ
ﻋِﻠْﻢٍ ﻳُﻨْﺘَﻔَﻊُ ﺑِﻪِ، ﺃَﻭْ ﻭَﻟَﺪٍ ﺻَﺎﻟِﺢٍ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﻟَﻪُ

“Apabila seseorang meninggal, terputuslah semua amalannya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya.”

Tidak diragukan lagi, bergabung dengan perkumpulan
semacam ini—maksud saya perkumpulan tahfidz Al-Qur’an— akan membuahkan berbagai kebaikan dan mencegah berbagai kerusakan. Di sana anak akan bisa menghafal Al- Qur’anul Karim, menumbuhkan kecintaan dan kesenangannya terhadap Al-Qur’an. Juga menciptakan keterikatan si anak dengan rumah Allah (masjid). Waktunya pun akan tersibukkan dengan urusan mulia ini. Selain itu, menghafal Al-Qur’an juga memberikan penjagaan yang baik terhadap anak, yaitu akan membuahkan pahala bagi orang tua atau walinya. Masyarakat pun akan mendapatkan ganjaran
dengan dibacanya Kitabullah di rumah-rumah Allah,
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah
Allah untuk membaca dan saling mengajarkan Kitabullah,
melainkan akan turun ketenangan pada mereka, rahmat
meliputi kepada mereka, malaikat menaungi mereka, dan
Allahlakan menyebut mereka di hadapan para malaikat di
sisi-Nya.

👍Kegiatan ini juga akan mencegah berbagai kerusakan.
Dengan kegiatan ini, waktu tidak tersia-siakan, yang penyia- nyiaan waktu ini lebih berbahaya daripada penyia-nyiaan harta. Harta ada gantinya, sedangkan waktu tidak bisa diganti dengan yang lain. Setiap waktu yang berlalu tidak akan kembali, sebagaimana dikatakan:

“Hari kemarin telah berlalu dan tak akan kembali lagi.”

Kegiatan ini akan mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh waktu luang, karena waktu luang itu mengandung begitu banyak kerusakan, sebagaimana dikatakan:

“Seorang pemuda dengan waktu luang dan kekuatan
membawa banyak kerusakan bagi seseorang.”
(Kitabul ‘Ilmi hlm. 225—226)

🍃🌹📖🌹🍃
Selain mendorong mereka untuk selalu hadir dalam majelis tahfidz Al-Qur’an, kita bisa pula menyampaikan anjuran dari Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam  tentang keutamaan orang yang menghafal Al-Qur’an.

Kita sampaikan bahwa yang sedang mereka baca dan
hafalkan adalah kalamullah, ucapan Allah, Rabb kita dan
seluruh alam ini. Oleh karena itu, membaca dan
menghafalnya akan membuahkan keutamaan yang sangat
besar bagi mereka.

Rasulullah shallallahu pernah bersabda:

ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻋَﻠَّﻤَﻪُ
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. al-Bukhari no. 5027)

Kita mengingatkan mereka, bukankah mereka ingin menjadi seorang hamba yang terbaik di hadapan Allah l? Jika demikian, mereka harus bersemangat menghafal Al-Qur’an dan saling membantu dengan teman atau saudara mereka untuk menghafal Kitabullah ini, karena seseorang yang menghafal Al-Qur’an, mengajari orang lain membaca Al- Qur’an, dan membantu mereka untuk menghafalnya termasuk mengajarkan Al-Qur’an.

🍂🍂🍂Jika mereka mendapati kesulitan, kita harus mendorong mereka agar tidak berputus asa. Bahkan, kita meyakinkan bahwa mereka tetap mendapatkan kebaikan di sisi Allah. Kesusahan yang mereka alami ketika membaca dan menghafal Al-Qur’an akan mendapatkan pahala.

Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu 'anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
mengatakan:

ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻳَﻘْﺮَﺃُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻫُﻮَ ﻣَﺎﻫِﺮٌ ﻓِﻴْﻪِ ﻣَﻊَ ﺍﻟﺴَّﻔَﺮَﺓِ ﺍﻟْﻜِﺮَﺍﻡِ ﺍﻟْﺒَﺮَﺭَﺓِ، ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻳَﻘْﺮَﺃُ
ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻳَﺘَﺘَﻌْﺘَﻊُ ﻓِﻴْﻪِ ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﺎﻕٌّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻟَﻪُ ﺃَﺟْﺮَﺍﻥِ

“Seseorang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir, ia
bersama malaikat yang diutus, yang mulia lagi senantiasa
berbuat taat. Adapun orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan kesulitan akan mendapatkan dua
pahala.” (HR. al-Bukhari no. 5027 dan Muslim no. 798)

✅Orang yang mahir membaca Al-Qur’an adalah orang yang bagus dan kokoh bacaannya. Orang seperti ini bersama para malaikat utusan Allah yang mulia lagi senantiasa berbuat taat.
🍂🍂Adapun orang yang terbata-bata dalam membaca Al- Qur’an, yaitu orang yang membaca dengan mengeja dan mengalami kesusahan dalam membacanya, dia akan
mendapatkan dua pahala. Pahala yang pertama untuk
bacaannya, pahala yang kedua untuk kepayahan dan
kesusahannya. (Syarhu Riyadhish Shalihin, 3/161)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar